Wednesday, March 3, 2010

MELURUSKAN KESALAH-PAHAMAN KONSEP BID'AH (Bagian ke Dua)


Sedangkan pandangan yang kedua ditawarkan oleh kalangan ulama ahlu al-sunnah wa al-jama'ah. Al-Imam Al-Nawawi menyatakan:

قَوْلُهُ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ هَذَا عَامٌّ مَخْصٍُوْصٌ وَالْمُرَادُ غَالِبُ الْبِدَعِ.

“Sabda Nabi SAW, “semua bid’ah adalah sesat”, ini adalah kata-kata umum yang dibatasi jangkauannya. Maksud “semua bid’ah itu sesat”, adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan seluruhnya.” (Syarh Shahih Muslim, 6/154).

Menfungsikan lafadz كل sebagai lafadz ‘amm yang bukan makhshush, akan menjadikan ruang gerak kaum muslimin sangat sempit dan akan selalu berhadapan dengan kesulitan yang cukup luar biasa. Padahal, sifat dasar dari agama ini adalah yusrun dan rahmatan li al-alamin. Pikiran kritis ini harus dimajukan karena memang memungkinkan untuk menganggap lafadz كل yang termasuk dalam kategori lafadz ’amm sebagai 'amm yang makhshush. Realitas semacam ini sangat banyak kita temukan di dalam al-qur’an, diantaranya :

وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا( الكهف : 79)

Ayat di atas menceritakan tentang perilaku nabi Hidlir yang merusak perahu yang ditumpanginya dan kemudian diprotes oleh nabi Musa. Nabi Hidlir memberikan penjelasan bahwa beliau melakukan hal itu lebih disebabkan karena ada raja yang selalu mengambil perahu secara paksa.

Kalau seandainya lafadz كل yang ada di dalam ayat di atas diartikan sesuai dengan kedudukannya sebagai lafadz ‘amm - sehingga meliputi seluruh perahu- , baik yang bagus maupun yang jelek, maka tindakan yang dilakukan oleh nabi Hidlir adalah merupakan tindakan yang sia-sia, karena meskipun perahunya dirusak, maka raja yang ada di belakangnya tetap akan merampas. Logika ini pada akhirnya mengantarkan kita bahwa yang dimaksud dengan lafadz كل dalam ayat di atas adalah makhshush. Dan masih banyak contoh-contoh yang lain untuk lafadz ‘amm yang makhshush.

Menjadikan klasifikasi bid’ah menjadi dua yaitu sayyi’ah dan hasanah juga didukung oleh hadits-hadits yang lain, diantaranya :

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ مُسْلِمٍ يَعْنِي ابْنَ صُبَيْحٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هِلَالٍ الْعَبْسِيِّ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَثَّنَا عَلَى الصَّدَقَةِ فَأَبْطَأَ النَّاسُ حَتَّى رُئِيَ فِي وَجْهِهِ الْغَضَبُ وَقَالَ مَرَّةً حَتَّى بَانَ ثُمَّ إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ جَاءَ بِصُرَّةٍ فَأَعْطَاهَا إِيَّاهُ ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ فَأَعْطَوْا حَتَّى رُئِيَ فِي وَجْهِهِ السُّرُورُ فَقَالَ مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً كَانَ لَهُ أَجْرُهَا وَمِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْتَقَصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَمِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْتَقَصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ قَالَ مَرَّةً يَعْنِي أَبَا مُعَاوِيَةَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ

Kelompok yang menentang terhadap pembagian bid’ah menjadi hasanah dan sayyi’ah masih beranggapan bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di atas tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk klasifikasi bid’ah menjadi sayyi’ah dan hasanah, karena lafadz yang digunakan oleh hadits adalah من سن bukan من ابتدع dan lafadz سن tidak dapat diterjemahkan dengan lafadz ابتدع .

pertanyaan selanjutnya yang perlu kita majukan adalah apakah memang demikian ? Ada beberapa penjelasan dan pandangan ulama yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan masalah ini diantaranya :

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ أَبِي شَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا لِأَنَّهُ كَانَ أَوَّلَ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ و حَدَّثَنَاه عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ وَعِيسَى بْنُ يُونُسَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَفِي حَدِيثِ جَرِيرٍ وَعِيسَى بْنِ يُونُسَ لِأَنَّهُ سَنَّ الْقَتْلَ لَمْ يَذْكُرَا أَوَّلَ قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( لَا تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى اِبْن آدَم الْأَوَّل كِفْلٌ مِنْهَا ؛ لِأَنَّهُ كَانَ أَوَّل مَنْ سَنَّ الْقَتْل ) ، ( الْكِفْل ) : بِكَسْرِ الْكَاف : الْجُزْء وَالنَّصِيب ، وَقَالَ الْخَلِيل : هُوَ الضِّعْف .وَهَذَا الْحَدِيث مِنْ قَوَاعِد الْإِسْلَام ، وَهُوَ : أَنَّ كُلّ مَنْ اِبْتَدَعَ شَيْئًا مِنْ الشَّرّ كَانَ عَلَيْهِ مِثْل وِزْر كُلّ مَنْ اِقْتَدَى بِهِ فِي ذَلِكَ الْعَمَل مِثْل عَمَله إِلَى يَوْم الْقِيَامَة ، وَمِثْله مَنْ اِبْتَدَعَ شَيْئًا مِنْ الْخَيْر كَانَ لَهُ مِثْل أَجْر كُلّ مَنْ يَعْمَل بِهِ إِلَى يَوْم الْقِيَامَة ، وَهُوَ مُوَافِق لِلْحَدِيثِ الصَّحِيح : " مَنْ سَنَّ سُنَّة حَسَنَة وَمَنْ سَنَّ سُنَّة سَيِّئَة " وَلِلْحَدِيثِ الصَّحِيح " مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْر فَلَهُ مِثْل أَجْر فَاعِله " وَلِلْحَدِيثِ الصَّحِيح : " مَا مِنْ دَاعٍ يَدْعُو إِلَى هُدًى وَمَا مِنْ دَاعٍ يَدْعُو إِلَى ضَلَالَة " . وَاللَّهُ أَعْلَم . ( شرح النووي على مسلم : ج 6: 88)

Hadits di atas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan diberi syarah oleh Imam Nawawi menegaskan secara kongrit bahwa lafadz سن sangat memungkinkan untuk diterjemahkan dengan lafadz ابتدع dan terjemahan yang benar memang demikian, sehingga tidak ada alasan untuk menolak hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di atas sebagai dasar bahwa klasifikasi bid’ah memang ada dua; yaitu sayyi’ah dan hasanah.

Hadits lain yang patut dipertimbangkan bahwa klasifikasi bid’ah ada dua; yaitu sayyi’ah dan hasanah adalah :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ مَرْوَانَ بْنِ مُعَاوِيَةَ الْفَزَارِيِّ عَنْ كَثِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ هُوَ ابْنُ عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ الْمُزَنِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالِ بْنِ الْحَارِثِ اعْلَمْ قَالَ مَا أَعْلَمُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ اعْلَمْ يَا بِلَالُ قَالَ مَا أَعْلَمُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّهُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا تُرْضِي اللَّهَ وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَمُحَمَّدُ بْنُ عُيَيْنَةَ هُوَ مَصِّيصِيٌّ شَامِيٌّ وَكَثِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ هُوَ ابْنُ عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ الْمُزَنِيُّ

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudziy yang menurut Abu Isa di dalam kitab Tuhfat al-Ahwadziy juz : 6 / 476 berkwalitas hasan, secara jelas kita lihat bahwa lafadz بدعة oleh nabi tidak diucapkan secara mutlak, akan tetapi diucapkan dengan menggunakan qayyid. Hal ini bisa disimpulkan bahwa bid’ah memang ada dua; bid’ah yang dlalalah dan bid’ah yang tidak dlalalah atau dalam bahasa yang umum bid’ah sayyi’ah dan bid’ah hasanah.

Karena adanya dalil tentang masalah ini yang menyebutkan bid’ah secara muqayyad, maka memungkinkan untuk membawa dalil yang menyebutkan bid’ah secara mutlak- sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di atas- untuk dibawa dan ditafsiri dengan dalil yang menyebutkan bid’ah secara muqayyad. Metode semacam ini dalam istilah ushul fiqh terkenal dengan sebutan “hamlu al-mutlaq ‘ala al-muqayyad” Karena analisis di atas, maka tidak heran apabila jumhur al-ulama membagi bid’ah menjadi dua; yaitu bid’ah sayyi’ah dan bid’ah hasanah.

Memperhatikan data, argumentasi dan realitas yang terjadi, pembagian bid'ah merupakan sebuah keniscayaan. Apabila ini tidak dilakukan, maka kelompok manapun akan sulit mencari benang merah terhadap kreasi al-thariqah fi al-din yang dilakukan oleh para sahabat dan generasi berikutnya. Karena demikian, maka pada akhirnya semua melakukan pembagian bid'ah meskipun dengan nama yang berbeda, akan tetapi substansinya sama.

Banyak pembagian bid'ah yang ditawarkan oleh ulama dari berbagai madzhab yang kesimpulannya adalah :

1) bid'ah dibagi menjadi dua, yaitu :

a. bid'ah syar'iyah, yaitu bid'ah yang tidak memiliki landasan dan dalil dalam agama. Hal ini berarti menambahi syari'at agama. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini dilarang (manhaj al-salaf :338, Ilmu ushul al-bida' : 95)

b. bid'ah lughawiyah, yaitu sebuah perbuatan yang secara bahasa disebut bid'ah, akan tetapi substansinya memiliki landasan dan dalil di dalam agama.

2) bid'ah dibagi menjadi dua, yaitu :

a. bid'ah diniyah, yaitu bid'ah yang berkaitan dengan permasalahan agama.

b. bid'ah dunyawiyah, yaitu bid'ah yang berkaitan dengan masalah dunia (bukan agama)

3) bid'ah dibagi menjadi dua, yaitu :

a. bid'ah haqiqiyah, yaitu bid'ah yang tidak didukung oleh dalil.

b. bid'ah idlafiyah, yaitu bid'ah yang memiliki dua sisi; satu sisi ia didukung oleh dalil, akan tetapi dari sisi yang lain tidak didukung oleh dalil.

4) bid'ah dibagi menjadi dua, yaitu :

a. bid'ah hasanah

b. bid'ah sayyi'ah

Pembagian bid'ah dari yang pertama sampai yang ketiga kurang biasa kita b dengar karena pembagian ini memang sering kali ditawarkan oleh kelompok wahabi dan yang semadzhab. Sedangkan pembagian yang keempat adalah pembagian yang cukup familiar di telinga kita karena memang ditawarkan oleh jumhur ulama yang menjadi panutan kita.

Tentang pembagian ini ada kesimpulan menarik yang ditawarkan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki yang berbunyi :

ولذلك فإن تقسيم البدعة إلى حسنة وسيئة في مفهومنا ليس إلا للبدعة اللغوية التي هي مجرد الاختراع والإحداث ، ولا نشك جميعاً في أن البدعة بالمعنى الشرعي ليست إلا ضلالة وفتنة مذمومة مردودة مبغوضة ، ولو فهم أولئك المنكرون هذا المعنى لظهر لهم أن محل الاجتماع قريب وموطن النزاع بعيد . وزيادة في التقريب بين الأفهام أرى أن منكري التقسيم إنما ينكرون تقسيم البدعة الشرعية بدليل تقسيمهم البدعة إلى دينية ودنيوية ، واعتبارهم ذلك ضرورة . وأن القائلين بالتقسيم إلى حسنة وسيئة يرون أن هذا إنما هو بالنسبة للبدعة اللغوية لأنهم يقولون : إن الزيادة في الدين والشريعة ضلالة وسيئة كبيرة ، ولا شك في ذلك عندهم فالخلاف شكلي

"karena itu, sesungguhnya pembagian bid'ah pada bid'ah hasanah dan sayyi'ah dalam konsep kita tidak lain kecuali diarahkan untuk bid'ah lughawiyah yang hanya semata-mata kreasi baru (yang tidak bnertentangan dengan al-qur'an dan al-hadits). Kita semua tidak ragu bahwa bid'ah dalam arti syar'iy tidak ada kemungkinan lain kecuali sesat, fitnah, tercecela dan tertolak.

Seandainya mereka yang ingkar memahami hal ini, maka akan tampak bagi mereka bahwa ruang dan kesempatan untuk bersatu menjadi dekat dan terbuka dan peluang untuk perselisihan menjadi jauh"… (nambah komentar dalam rangka mendekatkan diantara pemahaman yang berkembang) saya berpandangan bahwa kelompok yang mengingkari pembagian bid'ah hanyalah hanyalah dalam konteks pembagian bid'ah syar'iyah dengan bukti mereka terpaksa membagi bid'ah menjadi diniyah dan dunyawiyah.

Kelompok yang membagi bid'ah menjadi hasanah dan sayyi'ah tidak lain diarahkan untuk bid'ah lughawiyah karena mereka berpandangan bahwa menambah agama dan syariat merupakan kesesatan dan kejelekan yang besar. Karena demikian tidak diragukan lagi bahwa perbedaan pendapat yang terjadi hanya pada permasalahan kulit, bukan substansi"



Jangan lupa baca yang ini juga



77 comments:

orang pinggiran May 15, 2010 at 9:30 PM  

Mengapa kekawatiran akan hilangnya Bid'ah2 tersebut melebihi kekawatiran akan semakin runcingnya permusuhan antar Umat Islam itu sendiri. banyak kasus yang terjadi dimana NU sangat memusuhi Ahlu sunnah waljama'ah yg dianggap akan menggerogoti ajaran2 Bid'ah NU. Padahal mereka itu hanya ingin melaksanakan dan mengajarkan ajaran Islam sesuai Al-Qur'an dan Hadist seperti para Salafussoleh dan salaful ummah...

Kebencian NU terhadap salafiyah - Ahlu Sunnah Waljama'ah justru melebihi kekawatiran akan hilangnya bid'ah2 di NU sendiri, bukankah demikian adanya..?? Sebenarnya ada apa dibalik semua itu?? Saya rasa hanya orang2 NU dan Allah yang mengetahuinya karena kami Salafiyah - Ahlu Sunnah Waljama'ah selalu berbaik sangka dan tdk tahu arti dari semua itu...

Anonymous May 25, 2010 at 2:09 AM  

NU itu ahlu sunnah wal jamaah, salafy itu tukang fitnah

Abdurrahman Haidar May 28, 2010 at 7:21 AM  
This comment has been removed by the author.
Anonymous August 2, 2010 at 1:34 AM  

becik ketitik, ala ketara

Anonymous August 7, 2010 at 7:48 AM  

Okelah seandainya kita menerima bid'ah ada hasanah dan dholalah. lalu, atas dasar apa antum bs menggolongkan kepada bid'ah hasanah? standarnya dari siapa, suatu amalan bs di golongkan sebgai 'bid'ah hasanah'?

Anonymous August 26, 2010 at 1:10 AM  

islam itu memudahkan bukan mempersulit

Anonymous October 27, 2010 at 8:05 PM  

bidah hasanah tiada lain adalah hawa nafsu yang dikuiti

Anonymous December 27, 2010 at 5:59 PM  

Kehebatan ulama kalangan NU adalah...pendapat mereka selalu dianggap benar/maksum hal mana sifat seperti ini seharusnya hanya dimiliki oleh Baginda Rasullullah SAW...

Anonymous January 16, 2011 at 3:15 AM  

Berbagai penjelasan NU tentang bid'ah dan amalan2nya kok selalu muter2, berbelit-belit, dan kesannya berkelit-kelit. Beda dengan salafiyah(setahu saya dulu yg sering ngaku salafiyah ya NU. Salaf itu njelaskan segala sesuatu begitu jelas, terang,jujur dan mudah dipahami. Bisa jadi, keterusterangan memang sering 'mengkhawatirkan" yang remang2.
Maaf,itu penilaian saya selaku penyimak saja.

Anonymous February 3, 2011 at 2:01 AM  

pye kang...!!nek ngono iku..? apa ya mau dilanjut..? nek emang ngaku ahlu sunnah wa aljama'ah, ayo..kedepankan sikap tabbayun!!.jangan tergesa-gesa menolak pendapat yang berbeda dengan sampeyan. jangan pula merasa sudah paling benar. menghormati guru kita, kyai kita memang adab yang utama dalam menuntut ilmu, tapi bukan berarti apa yang mereka sampaikan pasti benarnya. mari berhati-hati menyikapi hal ini. aku
lihat komentar-komentar saudara- saudara dari salafy lebih enak dirasakan, santun tidak mengedepankan nafsu...bukan mau memihak, tapi itu adalah kenyataan yang sering terlihat.

Anonymous February 3, 2011 at 2:15 AM  

kita mesti ingat bahwa manusia yang maksum hanyalah rasulullah salallahu alaihi wasalam. memang guru,ustadz atau kyai kita lebih ngerti dibanding kita,tapi bukan berarti apa yang semua disampaikannya kepada kita seluruhnya adalah benar kemudian kita ikuti begitu saja...!BUKAN BERARTI "WIS POKOK'E BENERR"...

Anonymous February 27, 2011 at 10:09 PM  

kang, tolong kalimat-kaliat rujukan yang berbahasa arab disertakan jg artinya. biar ane jg paham maksud yang sebenarnya. maklum, ane nggak ngerti babar blass ttg bhs arob.

Anonymous February 27, 2011 at 10:30 PM  

aq lebih baik menyikapi dg legowo, besar hati, dalam menghadapi setiap pendapat yang berbeda. ndak perlu merasa paling benar, mau berpikir jernih, siapa tahu yang beda itu ternyata adalah yg benar. dan yang paling penting adalah tidak mencari pembenaran atau legalitas atas amaliah dg mencari-cari dalil yang bisa menguatkan. kalau ndak ada yang pas, lalu ditarik-tarik biar pas dan cocok. lebih baik jujur agar lebih selamat. kalau memang ndak ada dalil yang kuat, ya ndak usah dijalankan. katanya "ibadah adalah tauqifiyah", " katanya lagi "setiap ibadah asalnya adalah batal sampai adanya dalil yang menunjukkan adanya perintah menjalankannya". wallahu a'lam.

Anonymous March 19, 2011 at 2:21 AM  

salafiah wahabi selalu merasa paling benar, yg lain salah dan masuk neraka, astaghfirullah...

Anonymous March 19, 2011 at 6:29 PM  

Dalam berdialog tolong dijaga adab/ sopan santunnya, kalau memang tujuannya mencari kebenaran. Yang "salafi" jangan menjelak-jelekkan lembaga NU-nya. Yang "NU" jangan mengumpat-umpat salafi-nya, seperti "anjing wahabi" dst. berdialoglah dengan hati jernih, biar mendapatkan kebenaran itu...! Ayo, terus dialog damai...!

Anonymous March 19, 2011 at 6:52 PM  

Bicara soal bid'ah tidak lepas dari hadits Kanjeng Nabi saw: "wa syarrol umuri muhdatsatuha" (sejelek-jelek perkara adalah perkara "yang baru" (dalam agama)). Dari sini mestinya sikap awal kita adalah "waspada" dengan yang namanya keyakinan atau amaliyah yang tidak pernah diperintah oleh Kanjeng Nabi saw, atau tidak pernah dipraktekkan oleh Nabi, para sahabat, dan tabi'in. Bukan sebaliknya, membenarkan yg "baru" (bid'ah) kemudian mencocok-cocokkan dg dalil, yg kadang terkesan dipaksa-paksakan. matur suwun maaf belum tahu cara memasukkan dg alamat email saya (Rosna).

Javanoa Inc March 22, 2011 at 3:14 AM  

Fakta :
Yasinan, Tahlilan dan atau Selamatan di Seluruh DUNIA. HANYA di lakukan (selayaknya sebagai Ibadah) oleh umat Islam di Jawa atau Luar Jawa yang dibawa oleh Ulama atau Santri dari Jawa.
-Sampai sampai umat Hindu MENGGUGAT eksistensi TAHLILAN AHLI KUBUR.
- Sampai sampai jamaah Haji dari Pasuruan - Lumajang (2007)dipukuli dan dibubarkan Askar Kota Suci gara gara mereka nekad ngadakan Tahlilan di depan Makam Rosululloh. Apakah orang2 Saudi yang dipercaya Alloh sebagai penjaga dua Kota suci yang ada Rumah Alloh yang diberkati tersebut adalah "anjing Wahhabi" (maaf, saya menyalin istilah panjenengan Yai)
LHA PRIPUN MENIKO YAI?
Salam dari Melbourne (kota 162 muslim dari bangsa berbeda)

jauhari tontowi April 9, 2011 at 9:21 PM  

Saya kira penjelasan NU tidak muter2. wong sudah jelas2 bid'ah hasanah ada contohnya lho ya...(tarawihnya sayyidina 'umar, adzan nya sayyidina 'utsman.

www.halim.com April 16, 2011 at 10:35 PM  

assalamu'alaikum
salam bagi semuanya
ahlus sunnah wal jamaah bukan nama kelompok atau organisasi, tetapi ahlussunnah wal jamah rambu-rambu dari Rasulullah "ma ana wa ashabi"
yakni apa-apa yang datang dari Rasulullah dan sahabatnya (khalafaur rasyidin). kita tinggal mengukur diri kita sendiri, apakah yang telah kita lakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan teladan dari para sahabat apa gak?
jadi menurut saya tidak usah berkoar-koar mengaku ahlussunnah wal jamaah, apabila kita menyimpang dari ajaran Rasulullah.
wallahu a'lam bis showab
wassalam

abu aghnia April 21, 2011 at 5:36 AM  

Bismillah
ya ikhwanii semua,,,
ana baru masuk web ini,, tapi subhanallah wawasan ana tentang bid'ah kembali bertambah...
ana bukan orang NU maupun salafi... ana menyimak keduanya...
kalo ana boleh berpendapat pemahaman Bid'ah menurut saudara kita NU lebih kuat ketimbang saudara kita Salafi. Tapi tentu kewaspadaan atau kehati-hatian lebih baik. Bukankah ide Sayyidina Umar bin Khatab ra untuk menyusun Al-Qur'an dalam satu kitab pada awalnya ditentang Sayyidina Abu bakar ra. karena tidak ada perintah dan contoh dari rasul-Nya serta takut terjerumus bid'ah, sampai Allah melapangkan dada Sayyidina Abu Bakar ra untuk menerima perkara yang baru ini. Kedua2nya sahabat utama Baginda Rasul. Kedua2nya tidak saling membid'ahkan atau apalagi mengkafirkan.
ana sgt menghormati ikhwanii dari Nahdhiyiin juga Salafiyiin,,,
Tapi ana sgt menyayangkan ikhwanii Salafiyiin yang terlalu mudah membid'ah dholalah kan, mensyirikkan dsb. Malah ana tidak bisa berkomentar jika ana masuk website ikhwanii Salafiyiin karena selalu dihapus... tapi diweb NU semua bisa masuk baik yang setuju maupun tidak.
Barakallahu fiikum - Wallahu muwwafiq ilaa aqwamuth thariq - nashruminallah wa fathun qaarib.

joni April 24, 2011 at 5:45 PM  

bismillah
@abu aghnia....

apakah saya bisa minta alamat web nya ikhwanii Salafiyiin yang selalu menghapus komentar saudara, agar saya bisa ber tabayun.
Jazakallah khairan...

Anonymous April 26, 2011 at 9:07 AM  

bismillah...
menarik sekali n tambah wawasan. saya kepingin tahu contoh bid'ah hasanah dan bid'ah sayyiah apa sja? mohon penjelasan.

rafi April 26, 2011 at 9:21 PM  

Masya Allah, Saudara-saudaraku...marilah kita tidak saling menyalahkan, apalagi mengkafirkan orang-orang yang bersyahadat. Demi Allah, Rasulullah tidak pernah mengajarkan itu kepada umatnya !!! ketahuilah, perbedaan diantara kita, karena buah pikiran, buah penafsiran kita terhadap ayat dan hadist. tidak ada jaminan sedikitpun bahwa tafsir kita paling benar...dan perlu diingat pula, tidak ada jaminan orang-orang yang kita ikuti cara berfikirnya itu adalah para ahli surga...rasul tidak pernah menyebut nama-nama ulama besar seperti imam syafii, ahmad, hambali, maliki, ibnu taimiyah..apalagi generasi sesudah mereka...

ntar April 30, 2011 at 1:22 AM  

Mereka berkata (dari ustadnya), pokoknya yang nggak ada di jaman rasul semua bid'ah dan sesat.

Ane bilang berarti bangun pondok pesantren, bangun sekolahan negeri, ke mesjid pake motor, sholat di "awang-awang" (dalam pesawat), baju koko, mushaf qur'an, kitab hadis, termasuk pengajian sampeyan ini tiap malem selasa habis maghrib bid'ah dan sesat juga dong??

Mereka bilang, bid'ah itu untuk hal-hal yang bersifat ibadah, kalo motor ma pesawat trus pesantren sih bukan ibadah.

Ane bilang, emang bunyi hadistnya ada tambahan kayak gitu, pake bid'ah dibedain untuk ibadah dan non ibadah??

Mereka bilang, lihat donk fiqih, makanya belajar dulu...ngaji sama kami ini...

Ane bilang, emang di jaman rasul ada kitab fiqih??

Mereka mulai sewot... (dari raut wajahnya)

Ane bilang, kalo gitu enaknya mati aja ya Mas??? (sambil berlalu ngambil air wudhu karena udah mau isya)

Anonymous April 30, 2011 at 2:52 AM  

subhanallah... ternyata berkembang terus diskusi ini, meskipun tidak dikomentari sama sekali oleh pengelola. Tidak apa-apa, asal tetap dilayani. Begini saudara2, membahas soal bid'ah memang perlu belajar pada ulama yg ahli, kalo tidak ya bisa muter-muter begini. Apa yang muncul atau diamalkan oleh khulafaur Rasyidin maka tidak termasuk bid'ah, karena Baginda Rasul bersabda: 'alaikum bisunnati wasunnati khulafaur Rasyidin almahdiyyina min ba'di. Yang diamalkan para sahabat, apalagi ijma' sahabat juga bukan bid'ah, krn Rasul bersabda: "Ma ana alihi wa ashhabi." Jadi yg dilakukan Umar, Utsman dll tidak bisa disebut contoh BIAD'AH.
juga yang disampaikan mas "ntar" soal urusan dunia, itu tidak disebut bid'ah, karena nabi tidak gurusi dunia. Beliau bersabda: "antum a'lamu biumuri dunyakum." Yang diurus nabi adalah soal agama. Karena itu Nabi bersabda: "man ahdatsa fi amrina hadza ma laisa minhu fahua roddun." Nah itu soal agama, bukan urusan dunia. semoga difahami. (rosnaalannawa@ymail.com)

www.halim.com May 1, 2011 at 7:07 AM  

BUAT SEMUANYA....
OKE ... kita beda pendapat boleh, tp ingat jangan sampai mengkafirkan orang yang sudah jelas-jelas berSYAHADAT seperti komentar. bagi yang setuju bid'ah ada hasanah dan sayyi'ah monggo.... dengan catatan harus berhati-hati, jangan sampai yang memang sudah dlolalah di hasanahkan.
bagi yng tidak setuju dengan bid'ah hasanah dan sayyi'ah jangan sampai merasa yang paling benar dan yang paling berhak masuk surga bahkan mengaku paling Islam dan sudah mengkantongi tiket masuk surga, tolong hal ini dihindari kita semua hanya berusaha sebatas kemampuan dan pengetahuan kita
salam buat semua

Anonymous May 2, 2011 at 11:18 PM  

luar biasa memang.....yang penting 1 aja buat saya, jangan terlalu mudah meng "KAFIR" kan orang. Na'udzubillah....

Anonymous May 4, 2011 at 9:04 AM  

toloooongg.......berikan contoh hal-hal yang termasuk bid'ah hasanah dan yang termasuk bid'ah sayyiah. please deh

Djamaluddin41 May 14, 2011 at 10:16 PM  

wonk BODO
Bid'ah, sudah tentu akan terus berkembang, ada yang membenarkan, dan pasti ada yang menyalahkan. itu sudah nash dari Sang Pangeran Cinta "Rasulullah", jgnlah perbedaan menjadikan permusuhan. Islam Rahmatan Lil 'Alamin Sobat......
terserah pendapat anda asal tak melanggar Hukum biarkan saja.

udin May 19, 2011 at 6:25 PM  

kalo memang yang di lakukan sahabat bukan bid'ah bahkan mereka salafiy juga mengatakan sunah kenapa kok orang2 salafiy sini tdk ikut mengamalkannya ya? contoh mereka adzan jum'at cuma sekali,sholat tarawih cuma 8 reka'at,khotib khutbah tdk pakai tongkat dll. apakah mereka ahlu ssunah bener atau cuma ngaku2

Anonymous May 20, 2011 at 7:41 PM  

dari comment2 yang ada sebelumnya, saya lihat comment2 yang memakai dalil Quran n Hadits shohih adalah temen-temen dari salaf...sedangkan comment yang gampang mengumpat tanpa dalil n hanya pake analogi otaknya aja bisa ditebak kalo itu comment orang2 NU atau liberal seperti kebanyakan tukang becak dipinggir jalan....yah baiknya orang NU itu pasang iklan aja : "jika anda mempunyai masalah tanah, mencari tenaga keamanan gereja atau keamanan pasar...silahkan hubungi team aswaja NU atau banser..cukup rp.1000/orang dijamin masalah anda tuntas.." hahaha

Anonymous May 21, 2011 at 3:23 PM  

dalam hadis shahih dikatakan yang isinya, diakhir zaman akan terjadi perpecahan. jangan dikira hanya ummat islam yang pecah Ummat yahudi pun terpecah menjadi 72 golongan, ummat nasrani pecah menjadi71 golongan, apalgi ummat islam pecah menjadi 73 golongan. maksud bilangan diatas menunjukan banyak, bukan jumlah.... artinya ummat islam akan lebih banyak pecahnya dari pada yahudi dan nasrani, lantas mana golongan yang bener ya...., jadi bingung.... untuk lebih lanjut kunjungi www.gilangfikri.blogspot.com

Anonymous May 30, 2011 at 8:11 AM  

Catatan Hari
Bismillah

Apabila setiap generasi menciptakan cara beribadah baru
berapa banyak ya bid'ah (dalam agama) sampai hari
kiamat..abad 1 H, 2H, 3H,.........32H.....Kiamat


Tuntunan Rasulullah sudah lengkap kok di tambah-tambahi--waduh opo sih kurang mantep to--berarti pak yai nganggep tutunan Rasulullah sih kurang??

Unknown June 2, 2011 at 7:08 AM  

.yes aku stuju bnget ma ente.. Orang yg bid'ah itu berarti mengkhianati rasul..

Zulfikar hakim June 2, 2011 at 11:36 AM  

http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-2.html semoga bermanfaat

anak nu June 2, 2011 at 4:24 PM  

sebetulnya wahabi yg bener2 alim memang demikian mau menerima fakta kebenaran walau dari orang lain.tapi wahabi sekarang ini sok alim plg bener sendiri jadi ya percumah di kasii dalil tetep aja keras kepala memang orang sombong tdk mau menerima kebenaran.sekarang melihat fakta aja dak usah debat2an,wong debat beraninya jg cuma lewat internet,tiap diundang untuk debat gak mau datang. siapa yg mengikuti sunah dan siapa yg menghapus sunah kalo jernih hatinya,tdk sombong pasti bs jawab.

Zulfikar hakim June 3, 2011 at 11:09 AM  

http://al-atsariyyah.com/larangan-berdebat-dalam-agama.html Semoga bermanfaat

Anonymous June 9, 2011 at 7:14 PM  

Bagus ni untuk referensi...

Quran-Sunnah itu Pegangan Hidup...karna dangkalnya ILMU kita butuh ULAMA untuk menterjemahkan nya di kehidupan kita.

"JANGAN MUDAH MEM-BID'AH-KAN SAUDARA MU SEAKAN-AKAN KAMULAH YANG PALING SUNNAH, SEDANGKAN ALLAH-LAH YANG TAU SIAPA KITA SESUNGGUHNYA"

anak nu June 10, 2011 at 1:10 AM  

setiap berdebat sering kalah maka ya di larang al-atsariyah.com tapi di belakang debat terus

mas noer June 11, 2011 at 6:49 AM  

udah tho kita berdoa kepada Alloh muga2 kita terhindar daeri sesuatu bid'ah yang dilarang oleh Alloh.. kita tat diri kita af'al , ak'wal kita bagaimana supaya ibadah kita bisa diterima.

yang pastinya bid'ah itu ada yang baik dan yang jelek ... monggo bagi yang ngak setuju..

Anonymous June 16, 2011 at 1:39 AM  

upami bid'ah anu sae th naon wae nya abi ptra nu tcn trang.. Diantos... (kalau bid'ah yg baik itu pa aja ya ane ptra nu blom tau smua ,dtnggu)

Unknown June 18, 2011 at 12:41 AM  

menjelekkan, mengafirkan, mengagung-agungkan kelompoknya sendiri, semua itu menunjukkan dangkalnya ilmu. spertinya jaman sekarang lebih cocok dengan NU. karena NU selalu berjama'ah. biar islam tambah g dipecah-pecah lagi ma orang kristen ato yahudi.

Anonymous June 20, 2011 at 9:01 AM  

betul itu,stau saya orang yg suka memecah-pecah golongan tidak lain salafy/wahabi,dia benci skali sama NU,amaliahnya slalu tampil beda,yg sangat menonjol prbedaanya cara sholatnya,dia memilih pemahaman lain dari sholatnya orang NU khususnya,pdhal kalau kita pahami cara sholatnya orang NU itu lebih santun dan tidak banyak gerak,kyknya kalau ada surat al fatihah versi lain,dia akan suka memilih surat al fatihah yg lain biar ga sama dngan orng NU.Setau saya wahabi yg duluan menjelek2an NU,NU dim ga mempermasalahkan tp skarang NU ga tinggal diam karna meresahkan umat dan mmperpecah jamaah islam

Anonymous June 23, 2011 at 1:52 AM  

hayyyooooooooooooo pada ribut bid"ah trusssss yangseneng ngebidahin sesuatu online bidah lohhhhhhhh

Anonymous June 25, 2011 at 2:38 AM  

Sedikit diskusi menarik Ahlussunnah Wal Jama'ah dengan Salafiyuun Wahhabiyyun, mengupas persoalan adakah bid'ah hasanah.

http://jundumuhammad.wordpress.com/2011/05/31/diskusi-aswaja-dengan-salafy-wahhaby-tentang-adakah-bidah-hasanah/

Anonymous June 27, 2011 at 3:19 AM  

aku mo tau tata cara sholatnya rasulullah.. Mungkin tmen2 nmuin hdis yg drajtnya shahih.. Maksih.. Ditunggu ya

Anonymous June 28, 2011 at 2:40 AM  

Buat Kang Udin: (tak apalah meski terlambat). Benar yang dilakukan sahabat apalagi ijma', maka tdk disebut bid'ah. Adapun soal contoh antum: adzan Jum'at 1 kali, dan shalat terawih 20 rokaat, maka sebenarnya itu tidak dipermasalahkan. Bagi yang ahli ilmu maka itu bukan masalah. Itu soal fikih. Itu soal pilihan. Bukan soal sunnah dan bid'ah. terawih itu tdk hanya 8 atau 20 sj, tapi juga ada yg 36 dst. ulama ahlussunnah sdh mbahas itu. Mereka mengatakan itu variasi. soal kesiapan. Terserah pilih yg mana. Yang penting pelaksanaannya TUMA'NINAH. Soal adzan Jumat 2 kali seperti yg dipelopori Sayyidina Usman juga tdk disebut bid'ah. Sah-sah saja, pilih yg mana, 1 atau 2. Cuma kaidahnya Imam Syafi'i dalam Kitab al-Umm, beliau mengatakan: "ma kana fi ahdi Rasulillahi ahabbu ilayya." (Apa yg ada di zaman Rasul lebih aku cintai). begitu Imam Syafi'i, meskipun adzan 2 kali tdk termasuk bid'ah. Jadi, bg ahli ilmu, soal fikih itu soal yg luas, tdk sempit, asal bukan masalah sunnah dan bid'ah. suwun. Rosna (rosnalannawa@ymail.com)

Susanto July 10, 2011 at 3:00 AM  

TIDAK ADA BID’AH HASANAH, SEMUA BID’AH ITU SESAT

“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) MENGANGGAP BAIK pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Fathir : 8)

“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (syaithan) menjadikan dia MEMANDANG BAIK perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?” (QS. Muhammad : 14)

Abdullah bin Umar berkata: “Setiap bid’ah itu sesat meskipun DIANGGAP BAIK oleh manusia.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Al-Madkhal ilas Sunan Al-Kubra I/180 no.191, Ibnu Baththah dalam Al-Ibaanah no. 205, dan Al-Lalika-i dalam Syarh Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaah no. 126)

Imam Malik (Imam Mazhab/Tabiut Tabi’in/guru Imam Syafi’i) rahimahullahu berkata: “Barangsiapa yang mengada-adakan suatu bid’ah di dalam Islam dan MENGANGGAPNYA BAIK, maka ia telah menuduh bahwa Muhammad telah mengkhianati Risalah beliau. Karena Alloh berfirman: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian”, maka segala sesuatu yang pada hari itu bukan merupakan agama maka tidak pula menjadi agama pada hari ini.” Al-‘I’tisham (1/28).

Di dalam Sunan Ad-Darimi (210) dengan sanad yang shahih bahwa ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mendatangi manusia yang sedang berhalaqoh (duduk melingkar) di dalam Masjid. Di tangan mereka terdapat kerikil dan di antara mereka ada seorang pria yang mengatakan: “bertakbirlah seratus kali” maka orang-orang pun ikut bertakbir seratus kali dan menghitungnya dengan kerikil. Pria itu mengatakan: “bertahlil-lah seratus kali, bertasbihlah seratus kali” dan mereka pun melakukan perintahnya. Abdullah bin Mas’ud pun menemui mereka dan mengatakan : “Apa yang aku lihat kalian sedang mengerjakannya ini?” mereka mengatakan: “Wahai Abu ‘Abdirrahman! Ini kerikil yang kami menghitung dengannya takbir, tahlil dan tasbih.” Ibnu Mas’ud menukas: “Hitunglah kesalahan-kesalahan kalian, dan aku akan menjamin bahwa kebaikan kalian tidak akan tersia-siakan sedikitpun. Sungguh celaka kalian wahai umat Muhammad! Begitu cepatnya kebinasaan kalian! Lihatlah mereka, para sahabat Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa Salam masihlah banyak, baju beliau belumlah usang dan bejana beliau belumlah pecah. Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, apakah kalian merasa bahwa kalian berada di atas millah (agama) yang lebih memberikan petunjuk dibandingkan millah Muhammad? Ataukah kalian ingin membuka pintu fitnah?” Mereka mengatakan: “Demi Alloh wahai Abu ‘Abdurrahman! KAMI TIDAKLAH MENGINGINKAN MELAINKAN KEBAIKAN.” Abdullah bin Mas’ud menjawab: “BETAPA BANYAK ORANG YANG MENGINGINKAN KEBAIKAN NAMUN TIDAK MEMPEROLEHNYA...” Lihat as-Silsilah ash-Shahihah.

Anonymous July 10, 2011 at 3:01 AM  

Imam Syafi’i berkata: ”Barangsiapa yg MENGANGGAP BAIK suatu perbuatan berarti telah menetapkan suatu syari’at.” (Al-Mankhuul oleh Imam Ghozali hal. 374)
Imam Syafi’i berkata: ”Sesungguhnya ANGGAPAN BAIK hanyalah menuruti selera hawa nafsu.” (Ar-Risalah hal. 507)

Abdullah bin Umar ra. adalah sahabat Nabi yang paling keras dalam menentang segala macam bid’ah dan beliau sangat senang dalam mengikuti As-Sunnah. Dari Nafi’, pada suatu saat mendengar seseorang bersin dan berkata: ”Alhamdulillah was sholatu was salamu’ala Rasulillah.” Berkatalah Abdullah bin Umar ra.: ”Bukan demikian Rasulullah shollallahu ’alaihi wasalam mengajari kita, tetapi beliau bersabda: ’Jika salah satu di antara kamu bersin, pujilah Allah (dengan mengucapkan): Alhamdulillah’, tetapi beliau tidak mengatakan: ’Lalu bacalah sholawat kepada Rasulullah!" (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Kitab Sunan-nya no. 2738 dengan sanad yang hasan dan Hakim 4/265-266)

Sa'id bin Musayyab (tabi’in) melihat seseorang mengerjakan lebih dari 2 rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah" (Shahih, diriwayatkan oleh Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra II/466, Khatib Al Baghdadi dalam Al Faqih wal mutafaqqih I/147, Ad Darimi I/116)

Sufyan bin Uyainah (tabiut tabi’in) mengatakan: Saya mendengar Malik bin Anas (imam mazab/tabiut tabi’in/guru imam Syafi’i) didatangi seseorang yang bertanya: Wahai Abu Abdillah dari mana saya harus melaksanakan ihram (untuk haji/umrah)? Imam Malik mengatakan: Dari Dzul Hulaifah, dari tempat Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam berihram. Orang itu berkata: Saya ingin berihram dari masjid dekat kuburan beliau. Imam Malik mengatakan: Jangan, saya khawatir kamu tertimpa fitnah. Orang itu berkata pula: Fitnah apa? Bukankah SAYA HANYA SEKEDAR MENAMBAH BEBERAPA MIL SAJA? Imam Malik menegaskan: Fitnah apalagi yang lebih hebat dari sikapmu yang menganggap engkau telah mengungguli Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam mendapatkan keutamaan di mana beliau telah menetapkan demikian sementara kamu MENAMBAHNYA? Dan saya mendengar firman Allah Ta’ala: ”Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (Diriwayatkan oleh Baihaqi dan Abu Nu’aim)

Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhah al-Qurthubi dalam kitab 'al-Bida' dan larangannya (halaman 12) : 'Dari ash-Shalt bin Bahran, ia berkata : 'Ibnu Mas'ud pernah melewati seorang perempuan yang membawa alat tasbih yang digunakan bertasbih, lalu Ibnu Mas'ud memutusnya dan membuangnya. Kemudian ia melewati seorang laki-laki yang bertasbih dengan kerikil, maka Ibnu Mas'ud menendang dengan kakinya seraya berkata :'Kalian telah mendahului! Kalian menunggang bid'ah dengan kedhaliman dan kalian mengalahkan sahabat Muhammad shollallahu ’alaihi wasallam dalam ilmu.' Juga bid'ah adalah penyelisihan terhadap petunjuk Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam. Abdullah bin Amr berkata :'Saya melihat Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam menghitung ucapan tasbihnya dengan tangan kanannya.' (HR Abu Daud (1/235) dan Tirmidzi (IV/255) dan ia menghasankannya)

Anto July 10, 2011 at 3:10 AM  

Imam Syafi’i berkata: ”Sesungguhnya ANGGAPAN BAIK hanyalah menuruti selera hawa nafsu.” (Ar-Risalah hal. 507)

Imam Syafi’i berkata: ”Barangsiapa yg MENGANGGAP BAIK suatu perbuatan berarti telah menetapkan suatu syari’at.” (Al-Mankhuul oleh Imam Ghozali hal. 374)

Hanya Allah saja yg berhak untuk membuat syariat. Ukuran baik sesuatu itu adalah berdasarkan wahyu yg telah diajarkan oleh Rasulullah dan para Sahabatnya, bukan berdasarkan akal setiap manusia. Mengapa?

Karena pendapat setiap manusia itu berbeda-beda. Mungkin saja si A berpendapat itu baik, tetapi si B berpendapat itu buruk. Oleh karena itu tolok ukur sesuatu itu dikatakan baik adalah ajarannya Rasulullah yg mrpkn wahyu dari Allah, bukan pendapat orang-perorang. Sebab itulah, adanya bid'ah hanya akan memperbesar jurang perpecahan umat Islam karena orang-perorang membuat ajaran sendiri-sendiri, tidak mau mencukupkan diri dengan Sunnah Rasulullah.

‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Teladanilah dan janganlah kalian berbuat bid’ah, karena kalian telah dicukupi.” Diriwayatkan oleh Ad-Darimi (211).

‘Utsman bin Hadhir berkata: “Aku masuk menemui Ibnu ‘Abbas, lalu aku berkata: “Nasehatilah aku”. Beliau (Ibnu ‘Abbas) lantas berkata: “Iya, wajib atasmu untuk bertakwa kepada Alloh dan beristiqomah, teladanilah dan janganlah kamu berbuat bid’ah.” Diriwayatkan oleh Ad-Darimi (141)

Anonymous July 12, 2011 at 8:38 PM  

http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2011/07/11/15551/membongkar-kebohongan-penyesatan-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi/

Anonymous July 19, 2011 at 6:03 PM  

sampun to kang,islam puniko suci,indah,lan agomo kang sampurno.ojo di gawe olo sampun napsi napsi kemawon,engkang luweh mangertos amung Alloh.swargo neroko puniko opo jare Alloh.

Anonymous August 12, 2011 at 6:40 PM  

Jangan mempersalahkan soal bid'ah, sekarang siapkan diri untuk membela agama allah, akan terjadi perang besar antara kebenaran dan kebathilan. " Dakwah dan Jihad "

Anonymous August 13, 2011 at 7:39 PM  

Mau beli buku SEJARAH BERDARAH SEKTE SALAFI WAHABI buat saudara dimana2 koq sudah pd ludes ya.. buku yg bagus yg harus dimiliki setiap muslim utk membentengi dr paham yg nyleneh, belum sampai setahun sudah cetakan ke 7, jangan2 setiap keluar langsung diborong para titisan khauwarij/wahabi biar gak ada yg baca takut sejarahnya yg kelam ketahuan...miris sekali membacanya pantaslah ketua MUI menyarankan kita utk membelinya.....INI BARU BEST SELLER ,Subhanallah.... terimakasih yaa Allah engkau telah memberikan penerangan pd kami dg terbitnya buku tsb shg akan meningkatnya kesadaran umat islam utk saling berkasih sayang,santun dan lapang dada dlm menerima perbedaan,...

Anonymous August 16, 2011 at 8:47 AM  

KULLU BID'AHTIN DHALLALLAH!!!

WA KULLU DHALLALALTIN FI NAR!!

BID'AH ITU SESAT!!

MAULID... BIDAH!!
YASINAN.. BIDAH!!
TAHLILAH.. BIDAH!!

kalo GA BIDAH...
kenapa RASULULLAH dan SAHABAT nya TIDAK PERNAH MENCONTOHKAN??



SUNGGUH ANTUM BENAR2 JAHIL DALAM MEMAHAMI SYARIAT ISLAM, Naudzubillah!!

Anonymous August 16, 2011 at 9:13 PM  

Aku Kalau bertengkar dalam permasalahan agama Sangat malas................
apalagi BID'AH dan itu2 saja tdk ada amalan yang real kita lakukan.........
saya pribadi adalah pecinta MAULUD, YASINAN, TAHLILAN.........
kalo debat mah......
sini nanti malam kita ngopi bareng ters bobo..........
NU semangatttttttttttttt..................

Anonymous August 18, 2011 at 8:45 PM  

tolong dong kita sadar bahwa kita hidup di Indonesia yang kulturnya jauh berbeda dengan Arab, banyak perkembangan yang dicapai saat ini, buat aku semua amalan yang diniatkan dengan ikhlas semata mata hanya karena Allah itu adalah ibadah, jadi jelas pegangannya Al qur'an dan hadits, orang nanam padi disawah itu ibadah, orang kerja di pasar itu ibadah, karena ini semua untuk kelangsungan hidup manusia dalam rangka mencari bekal tatkala menghadap Allah di akrirat kelak, kita hidup di Indonesia jadi tidak semuanya yang namanya ibadah ghoiru mahdloh itu harus sama dengan apa yang dikerjakan Nabi tentu sulit bagi kita untuk itu, tolong kita renungkan apa yang kita kerjakan setiap tahun misalnya Zakat ataupun Sembelihan hewan kurban . apa kita harus pakai gandum atau sembelih unta, padahal kalau kita mau juga mampu, kalau alasanya makanan pokoknya beras ya zakatnya beras, mengapa kita tidak makan gandum sejak kecil paling nggak sejak dini anak-anak kita dibiasakan makan gandum biar sama apa yang kerjakan Nabi, kok nggak nyembelih unta tatkala qurban, kok malah qurban kambing atau sapi, bukan kah secara tidak sadar itu sesuatu perbuatan yang bidah tetap mereka lakukan sampai sekarang, zakat adalah ibadah yang mahdloh mengapa tidak pakai gandum aja biar sesuai yang dilakukan Nabi, kalau menurut bidah hasanah itu ada dan syah tidak bertentangan dan tidak dlolalah, pokoknya banyak banget hal ibadah yang belum dikerjakan di zaman nabi terutama yang berhubungan dengan kehidupan manusia,saya setuju ada bidah hasanah. wallahu a'lam . naudzubillahi min dzalik

Anonymous August 21, 2011 at 7:22 PM  

wah.....wah.....kaya gini masih ributin Barzanji, Yasinan ataupun tahlil.
kumpul ataupun jamaah yang didalamnya diisi dengan kegiatan dzikrullah adalah amalan yang mulia, tujuannya agar selalu mengingat Allah, mengapa harus diperdebatkan tentang hukumnya, apa yang menyalahi aturan alaa bidzikrillahi tathmainnal qulub. jadi orang duduk-duduk dengan teman lalu diisi dengan amalan baca-baca tasbih, tahmid, tahlil dll itu tidak ada pertentangannya dengan syariat, lha ...ngadakan acara kumpul-kumpul arisan aja boleh ..kok acara baca Alquran dilarang haram hukumnya dasarnya dari mana? kita itu memanfaatkan moment dengan selalu mengingat kepada allah. semoga allah meridloi amiin

Abdullah August 26, 2011 at 9:29 AM  

Tasbih, Tahlil, Tahmid masa ga boleh? Kan amalan baik, buktinya ada dalilnya? Lantas siapa yg melarang? Cara membacanyapun terserah kita, siapa yang melarang? Dibaca sambil berbaring, sambil duduk, berbaring atau berjalan bahkan berlaripun terserah kita, siapa yang melarang? Dibaca dirumah, dimasjid, dijalan, atau dimanapun terserah kita, siapa yang melarang? Perkara pantas atau tidaknya merujuk kepada Al-Qur'an dan Assunnah. Tidak ada waktu dan tempat yang khusus, dan cara yang khusus yang diwajibkan dalam berdzikir. Enak dan tidaknya prosesi dzikir dikembalikan pada Al-Qur'an dan Assunnah. Amalan yang enak adalah yang dilakukan salafussholeh. Lantas amalan siapakah yang lebih baik? Apakah amalan Mursyid ataukan amalan salafussholeh? Contoh memilih amalan: Suatu waktu ada acara marhabanan atau tahlilan atau yasinan yang diadakan oleh Mursyid. Yang terbaik adalah ikut acara tersebut atau tidak? Coba tengok amalan salafussholeh, meraka melakukan tidak? Jadi mana yang terbaik? Allah Swt menyukai amalan yang terbaik atau yang tidak? Siapa yang pertamakali mencetuskan perkara bid'ah dan yang membid'ahkan suatu perkara?

Anonymous August 28, 2011 at 2:34 PM  

KULLU BID'AHTIN DHALLALLAH!!!

WA KULLU DHALLALALTIN FI NAR!!

BID'AH ITU SESAT!!MAULID... BIDAH!!
YASINAN.. BIDAH!!
TAHLILAH.. BIDAH!!

kalo GA BIDAH...
kenapa RASULULLAH dan SAHABAT nya TIDAK PERNAH MENCONTOHKAN??



Dari cuplikan comment diatas :

Maulid , Yasinan, tahlilan semuanya masuk neraka
Padahal biasanya peringatannya banyak membaca solawat nabi. Innalalloha wamalaikatu yusolluna alnnabi ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi mutaslima.
Yasinan baca Alqur'an kok malah dosa.
Tahlilan baca dzikir+wirid+solawat+Alqur'an kok malah dosa.
Wah-wah.....jangan diikuti pengertian spt itu , itu pengertian sesat.
Kayak surga cuman dia dan golongannya yg punya. Gitu aja repot.

Anonymous August 29, 2011 at 8:44 PM  

@ rosnaalannawa@ymail.com : anda katakan Nabi tidak ngurusi dunia? coba baca sekali lagi al qur'an dan cari satu saja, apa yang tidak diurusi Alloh? kedua, baca lagi sejarah apa rosululloh gak ngurusi perang, kesalehan sosial, tanah, pertahanan dan keamanan sebuah wilayah. itu semua kan urusan dunia. jangan-jangan Anda sudah ketularan sekularisasi, dikotomi dunia akhirat, atau sudah kemakan doktrin wahhabi. waspadalah saudara.

Anonymous August 29, 2011 at 8:50 PM  

salam. teman-teman coba baca buku: Sejarah Berdarah Sekte SALAFI WAHABI, tulisan Syekh Idahramsyah terbitan LKIS Jogja. Buku ini trilogi dengan 2 buku lainnya semisal BAHKAN MEREKA MEMALSUKAN HADITS NABI. Saya kira buku ini cukup mewakili bagaimana gambaran Salafi Wahabi. Sy pernah berkunjung ke rumah manajer LKIS, bahwa setelah penerbitan buku tersebut, teman saya ini dapat teror dari orang2 yang gak suka dengan pengungkapan tersebut.

Abdullah August 30, 2011 at 6:39 PM  

Bid'ahnya suatu perkara adalah menetapkan suatu amal ibadah (urusan agama yang tidak ada contohnya dari Salafussholeh)yang diangggap baik, sebagai ketentuan yg ada didalamnya. Barangsiapa yang tidak mengikuti ketentuaun tersebut, maka otomatis ia dianggap tercela.Barangsiapa yang tidak tahlilan, marhabanan, yasinan maka ia tercela karena ia telah melanggar kebiasaan masyarakat. Kebiasaan inilah yang mempunyai kekuatan untuk merubah amalan Salafussholeh secara turun-temurun.Inilah yang menjadikan suatu kaum terjerumus kedalam bid'ah.Pengikut aliran wahabi ada yang masih awam, adapula yang sudah paham. Terkadang perkara yang disampaikan oleh Ulama Salafi berbeda dengan yg ditafsirkan para penuntut ilmu.Kenapa acara khusus seperti tahlilan, marhabanan dan yasinan dikategorikan bid'ah? Hal ini karena amalan tsb telah memiliki kekuatan untuk merubah amalan Salafussholeh dan menetapkan amalan tsb dgn aturan yg jelas dan gamblang, yg mana amalan tsb merupakan amalan agama (bukan urusan dunia seperti piknik berkendaraan), sedangkan aturan dlm urusan agama telah termaktub dlm kitab salafussholeh. Mereka (Salafossholeh) bisa saja melakukan Marhababan, tahlilan dan yasinan, sebab ajaran HIndu bermula dari India, negara yang berdekatan dengan para Salafusholeh. Salafussholeh juga bisa saja mengikuti tradisi penyembah berhala di Sekitar Ka'bah / di Makkah. Mereka tidak menyembah, hanya mengikuti tradisi adat istiadat. Misalnya mereka menyembelih korban untuk Allah, sedangkan musyrik mengadakan ibadah untuk selain Allah. Mereka bisa saja mengadakan nasyid untuk berdakwah. Sangat lama waktu yang ditempuh oleh tiga generasi (salafosholeh) namun tidaklah mereka membuat-buat aturan baru (bid'ah) atau mengamalkannya. Kita harus tau mengapa mereka tidak berbuat bid'ah? Kita menyikapi ini dari sudut pandang yang berbeda-beda. Merupakan hal wajar bila seorang merasa benar, tergantung dari mana ia memahami Al-qur'an dan Hadits. Oleh karena itu perpecahan dikalangan umat pasti ada, karena sudut pandang yang berbeda. Semoga tulisan ini bermanfaat, jika ada salah mohon maaf

Anonymous August 30, 2011 at 6:56 PM  

Buku Sejarah Berdarah Sekte SALAFI WAHABI tidak transparan, masih subhat, dan tidak mengambil dalil secara keseluruhan. Dalil yang dibawakan hanya sebagian kecil saja. Kita tidaklah menetapkan suatu perkara melainkan telah mengambil seluruh dalil. Kita perhatikan mengenai keberadaan Allah Swt. Ada yang berpendapat bahwa Allah ada dimana-mana,dihati,menyatu dlm tubuh dll. Hal ini bersumber dari Dalil. Adapula yang berpendapat bahwa Allah ada di langit. Hal ini pula bersumber dari Dalil. Dari dua pendapat tsb, kita satukan, kemudian kita masukan dalil yang menunjang, lalu kita ambil kesimpulan. Insya Allah kita akan menemukan jawabannya. Begitupula dengan Marhabanan, Tahlilan dan Yasin. Tak jarang hujjah yang disampaikan hanya sepihak-sepihak yang mendukung. Padahal seharusnya menghadirkan semua dalil yang pro maupun yang kontra, kemudian ditimbang/ditarik kesimpulan. Kita akan mendapat titik fokus/penemuan dari hal yang dimaksud dlm dalil. Ujungnya ada dimana ibarat sebuah gunung, kaki gunung adalah dalil. Arahnya/maksud dari dalil ini apa, kita musti tau. Semoga bermanfaat. Mohom maaf bila ada salah.

Anonymous September 2, 2011 at 8:42 AM  

ini diskusi yang sangat menarik dan luar biasa, bahkan bisa dijadikan bahan penelitian. ndak di forum ini, ataupun di luar sana... orang2 yang ngaku2 warga NU kebanyakan hanya ikut2an saja. ndak ngerti apa yang mereka lakukan. coba saja!! ini karena sikap yang telah mereka warisi sejak jaman kerajaan2 dahulu, jadinya " anut grubyuk ra reti rembug " dan sangat sulit merubah paradigma pemikiran seperti ini. "nek sing ngomong kuwi mbah kyai pokok'e bener, ora manut iso kuwalat". bila anggapan itu di letakkan pada tempatnya yang sesuai maka tidak masalah, artinya, mengikuti omongan mbah kyai yang bener maka akan menjadi bener, kalo kebenaran itu tadi ndak diikuti maka akan berdosa (Kuwalat).
padahal tidak sedikit orang2 yang dianggap sebagai ulama memiliki kepentingan pribadi dari amaliah keilmuannya. entah karena pingin dianggap sebagai orang alim,atau pingin cari pengikut sehingga jadi panutan, untuk lahan cari duit (diundang ceramah sana-sini)yang kadang memaksakan pengambilan dalil yang ndak sesuai. keadaan seperti ini perlu disadari karena dari sinilah pembodohan umat dimulai hanya karena nafsu sang ulama su' tadi. lihat saja penampilan diantara mereka di TV, kita harus hati2 dengan setiap yang mereka sampaikan.
karena dari itulah muncul beberapa komentar yang memperlihatkan tidak pahamnya orang2 yang berusaha membela amaliah yang di kategorikan sebagai bid'ah. mereka tidak bisa membedakan mana yang termasuk bid'ah dan mana yang termasuk mashalihul mursalah. contoh, membangun madrasah, mengumpulkan Al Qur'an yang masih berupa lembaran2 menjadi mushaf, naik haji dengan memanfaatkan pesawat atau kapal laut,..rata2 mereka hanya mengikuti pendapat izzuddin bin abdi salam begitu saja.
padahal masih ada ulama lain yang memberikan penjelasan yang lebih baik yaitu Al Imam Asyatibi...tapi lagi2 entah mengapa orang yang mengaku warga NU merasa ndak cocok dengan karangan Imam Asytibi itu.
pada akhirnya marilah kita gunakan akal pikiran kita dengan sebaik-baiknya agar tidak mudah ikut2an yang akhirnya juga ikut salah. meskipun yang berbicara lulusan pesantren tua,syekh, atau yang ngaku habib sekalipun...mereka bukan nabi, yang pasti benar dari setiap omongannya. omongan mereka tetap harus dipikirkan dan dipahami dengan sebenarnya dan dikembalikan pada dasarnya yaitu Qur'an dan sunnah. wallahu a'lam bishshawab

annura September 2, 2011 at 9:24 PM  

Daripada saling mengkafirkan sesama, dn dripada membid'ahkn orng yg lagi bc tahlil orng yg lagi naik motor, mendingan kita sholat brjamaah yuk... Tuh, masjdnya msh kosong, aplg sholat subuh, cuma manula yg k msjid. Oh, aku paham skrang, kalian ga bsa dtang ke msjid krn lagi diskusi ttang bid'ah-bid'ah ya? Ya udh, aku tnggal sj. Trusin diskusinya... Tp msjidku gmn? Ksong dong....Daripada saling mengkafirkan sesama, dn dripada membid'ahkn orng yg lagi bc tahlil orng yg lagi naik motor, mendingan kita sholat brjamaah yuk... Tuh, masjdnya msh kosong, aplg sholat subuh, cuma manula yg k msjid. Oh, aku paham skrang, kalian ga bsa dtang ke msjid krn lagi diskusi ttang bid'ah-bid'ah ya? Ya udh, aku tnggal sj. Trusin diskusinya... Tp msjidku gmn? Ksong dong....

Anonymous November 8, 2011 at 8:33 PM  

GUS YAI...
EMANG APA SUSAHNYA SIH.... NGIKUT SUNNAH?
APA TAKUT DAPUR G' NGEBUL? TAKUT KEHILANGAN PAMOR? takut santrinya kabur? WADOHHHH....
IBNU ABBAS BERKATA
"'ALAIKUM BITAQWALLOHI WAL ISTIQOMAH, ITTABI' WALA TABTADI'"
ISLAM KO' DI PRIBUMIKAN? ITU SIH SINKRETISME AGAMA, YAI.......

Anonymous November 8, 2011 at 8:41 PM  

DO'A PAKE' MUSIK. SHOLAWAT PAKE' MUSIK. PAke' LAGU LIAK LIUK. ADA YNG CENGKOkNYA KAYA' DANGDUT, JAIPONG, LUDRUKAN BAHKAN ADAJUGA LHO YANG PAKE' CENGKOK ROCK N ROLL. HAYOOO........ NGIKUT SIAPE Yai? sunnah diamalkan dengan cara bid'ah.apa ya...???

bagus November 20, 2011 at 10:20 PM  

oiiii, tolong, tolong komen saya di loloskan

komen ku di blok yaaaa. katanya digembar-gemborin, situs ini terbuka, tdk seperti situ FIRANDA yg tertutup, kok sekarang komenku di blok, masih status moderasi,

ada apa dgn ummatpress ?

baru merasakan yaa ?…….situs kalo tidak di filter itu kaco baloooooo……..

silahkan kasih komen disini, ust. ABISYAKIR baru bangun tuchhh kayaknya…
http://abisyakir.wordpress.com/2011/11/13/info-buku-baru-bersikap-adil-kepada-wahabi/#comments

Anonymous November 20, 2011 at 10:21 PM  

baca ini juga yak.....

ANTARA HABIB MUNZIR & ISLAM JAMA'AH (LDII)

(Pernyataan Habib Munzir : Fatwa Orang Tidak Bersanad Adalah Batil)

PENIPUAN TERHADAP UMAT ISLAM INDONESIA

http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/211

Anonymous November 20, 2011 at 10:25 PM  

HABIB MUNZIR dan IDAHRAM dibantah lengkap disini, silahkan kasih komen disitus ini.

http://www.gensyiah.com/waspada-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi-mengusung-faham-rafidhah-syiah-iran.html

http://nasihatonline.wordpress.com/2011/06/09/jawaban-ilmiah-terhadap-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi/

http://abisyakir.wordpress.com/2011/11/13/info-buku-baru-bersikap-adil-kepada-wahabi/#comments

Klalatoe December 3, 2011 at 11:14 PM  

Rame juga... Membongkar kasus2 manipulasi Wahabi/Salafi memang ga ada habisnya... Ada2 saja akal licik mereka untuk menipu ummat Islam. Dari mulai jargon kembali ke al-Qur'an dan as-Sunnah (dgn tafsir berdasarkan hawa hafsu dan tanpa riwayat musalsal) sampai ke acara ngaku2 seperti Mahrus Ali, Pengaku Mantan Hindu dll.
Hal ini memang sudah dimulai dari awalnya oleh pencetusnya, dengan berlindung dibalik "memerangi bid'ah" dia memberontak pemerintah yang sah dan rela dimanfaatkan oleh kepentingan Bani Saud (terang aja, wong dapat fasilitas dan isteri anak raja.. hehehe..)

Unknown April 14, 2014 at 6:29 AM  

semangat jadi anak NU

ali January 20, 2015 at 9:05 PM  

liat aja nanti di ahirat ,amal siapa yang paling mulya di sisi Allah SWT......

Unknown May 22, 2015 at 7:32 AM  

Allah memberi akal untuk menuju ilmu,ilmu untuk menuju iman, iman untuk mengikat akal & ilmu untuk menuju taqwa. perkara baru yg baik itu sunnah yg menyimpang itu dhalalah amalan-amalan NU aswaja adalah bid'ah hasanah Allahu Akbar.

Unknown May 22, 2015 at 7:54 AM  

kelompok salafi / wahabi memang di akui keilmuannya, saking banyaknya ilmu sampai goblok menterjemahkannya.pdhl ilmu agama itu harusnya dikembangkan asalkan tidak melewati batasan syariat.ibarat orang yg sudah uzur akalnya kembali ke masa anak".

Gie Wicaksono January 14, 2017 at 8:37 AM  

kenapa sih harus ambil yang syubhat? yang menimbulkan polemik dan usaha maksimal untuk menghukuminya? kenapa sih ga ambil yang udah cetho (jelas) aja, yang udah diajarin, yang udah jelas ada dalil dari qur'an dan sunnah? biar aman gitu. biar ga saling cela dan jadi fitnah. ah tapi udah terlanjur deng. yasudahlah.

“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599)

Post a Comment

Links Referensi Indonesia

Links Referensi Timur Tengah

Pengikut

http://mp3upload.ca/

  © Blogger template 'External' by Ourblogtemplates.com 2009 | Redesign by Jasa Pembuatan Blog Mung Bisnis

Back to TOP