Tuesday, February 16, 2010

TAHLILAN DAN ZIARAH KUBUR, LARANGAN ATAU ANJURAN ? (Bagian ke- Satu)


Sebenarnya permasalahan ini merupakan permasalahan yang cukup usang dan sudah lama diperdebatkan. Akan tetapi dirasa perlu untuk diangkat kembali karena ada pergeseran isu yang cukup substantive, yaitu dari furu' menuju ushul. Maksudnya, pada awalnya permasalahan ini dianggap sebagai permasalahan furu'iyah, sehingga masing-masing pihak yang berdebat tidak saling mengkafirkan dan mensyirikkan, dan kemudian berubah menjadi permasalahan ushul, sehingga pihak-pihak yang tidak setuju terhadap ziarah kubur dan tahlilan mengkafirkan dan mensyirikkan para pelakunya.

Semua pasti sepakat bahwa syirik dan kafir adalah hal yang mesti harus dijauhi dan dihindari. Semua muslim dari manapun kelompok dan organisasinya pasti marah apabila keislaman dan keimanannya dianggap tercemar dan berlumuran dengan Lumpur kesyirikan dan kekafiran. Demikian juga halnya dengan kita warga nahdliyin, akan marah dan jengkel ketika keislaman dan keimanan kita dianggap berlumuran dengan Lumpur kesyirikan dan kekafiran. Dalam konteks inilah sebenarnya LBM NU cabang Jember secara intensif melakukan kajian-kajian terhadap tradisi amaliyah nahdliyah dan melakukan advokasi terhadapnya dengan sebuah keyakinan bahwa para pendiri Nahdlatul Ulama adalah sosok ulama yang tingkat keislaman, keimanan, keilmuan dan keikhlasannya tidak perlu diragukan lagu, sehingga dalam menerima dan melanggengkan amaliyah nahdliyah beliah-beliau pasti selektif dan didasarkan pada sebuah ilmu, tidak ngawur, serampangan apalagi sembrono. Dengan tingkat keilmuan dan keikhlasan yang dimiliki pasti beliau-beliau itu lebih takut dosa dan neraka dibandingkan dengan kita, dan mungkin saja dibandingkan dengan mereka para penyerang tradisi amaliyah nahdliyah.

Semua permasalahan apabila dinisbahkan kepada Islam pasti sangat mudah untuk menyelesaikannya. Karena, semua keputusan hukum di dalam Islam harus selalu ada cantolan dalilnya. Seseorang tidak dapat memubahkan, mewajibkan, mengharamkan, mensunnahkan dan memakruhkan sesuatu apabila tidak ada cantolan dalil dan argumentasinya. Demikian juga halnya dengan para pendukung dan penentang amaliyah tahlilan dan ziarah kubur harus mendasarkan pandangannnya pada dalil-dalil yang absah, tidak boleh hanya didasarkan pada logika, hayalan dan lamunan saja.
Tulisan pendek ini mencoba untuk mengurai dasar-dasar argumentatif amaliyah nahdliyah yang biasa kita lakukan khususnya berkaitan dengan tahlil dan ziarah kubur.
Tradisi Tahlilan dan Analisis Argumentasi
Kata "tahlilan" merupakan bentuk masdar dari fi'il madli "hallala" yang berarti mengucapkan لااله الاالله . Dari sisi istilah, kata tahlilan bisa jadi didefinisikan dan digambarkan dengan sebuah bentuk ritual keagamaan yang berbentuk majlis dzikir dengan menggunakan bacaan-bacaan dzikir tertentu dan menghadiahkan pahalanya untuk si mayit. Biasanya majlis dzikir ini diadakan pada waktu malam jum'at atau malam setelah kematian seseorang, atau juga bisa dilaksanakan pada saat haul atau yang lain. Yang jelas, kapan ritual ini harus dilaksanakan dan modelnya bagaimana tidak ada aturan dan ketentuan yang pasti. Bisa jadi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki teknis dan kaifiyah yang berbeda.

Biasanya sebab dan alasan kenapa tahlilan harus di tolak oleh para penentangnya bermuara pada argumentasi sebagai berikut :

Tahlilan tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW, karena demikian dianggap bid'ah.

•Tahlilan merupakan budaya masyarakat Hindu, karena demikian dianggap tasyabbuh bi al-kuffar


•Tahlilan dianggap merepotkan dan memberatkan keluarga mayat, karena di dalam tahlilan pasti selalu ada jamuan

•Berkumpul untuk melakukan tahlilan pada saat setelah kematian dianggap "niyahah" (meratap)

•Di dalam tahlilan pasti ada unsur tawasul.



Argumentasi-argumentasi para penentang di atas adalah argumentasi klasik yang sudah ditanggapi berkali-kali. Akan tetapi, karena sejak awal bersikap tazkiyat al-nafsi (menganggap dirinya yang paling benar), maka penjelasan yang diberikan tidak berdampak dan berpengaruh sama sekali. Namun demikian, dalam kesempatan ini akan kita jelaskan sekali lagi mengenai kesalah-pahaman mereka yang dituduhkan kepada kita.

•Tahlilan tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW, karena demikian dianggap bid'ah.
Memang harus diakui bahwa kata "tahlilan" sebagai sebuah bentuk tradisi seperti yang kita pahami sekarang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, akan tetapi perlu diingat bahwa substansi tahlilan adalah dzikir berjamaah dan berdoa untuk si mayit. Dzikir berjamaah dan berdoa untuk si mayit yang muslim supaya mendapatkan pengampunan dari Allah -tidak diragukan lagi- terlalu banyak penjelasannya di dalam al-Qur'an dan al-Hadits, diantaranya adalah :

oDari al-Qur'an

Surat al-Hasyr
: 10

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Surat Muhammad : 19

"Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal".

oDari al-Hadits

•وعن أبي سعيد الخدري وأبي هريرة رضي الله عنهما قالا: قال النبي صلى الله عليه وآله وسلم «لا يقعد قوم يذكرون الله عز وجل إلا حفتهم الملائكة وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده»
Dari Abu Hurairah ra. dari Abu Sa’id ra., keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majlis untuk dzikir kepada Allah melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, diliputi rahmat, di turunkan ketenangan, dan mereka disebut-sebut Allah di hadapan malaikat yang ada disisi-Nya”.


•وَمِنْ حَدِيث مُعَاوِيَة رَفَعَهُ أَنَّهُ قَالَ لِجَمَاعَةٍ جَلَسُوا يَذْكُرُونَ اللَّه تَعَالَى " أَتَانِي جِبْرِيل فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّه يُبَاهِي بِكُمْ الْمَلَائِكَة " .
" Dari hadits Mu'awiyah yang dihukumi marfu', dia berkata "Nabi bersabda untuk para jama'ah yang duduk berdzikir kepada Allah: " malaikat Jibril datang kepadaku dan menginformasikan bahwa Allah membanggakan kamu kepada malaikat"

oDari Logika

إن الجماعة قوة قال الله تعالى واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا والحجارة لا يستطيع كسرها إلا الجماعة وقد شبه الله تعالى القلوب القاسية بالحجارة في شدة قساوتها فقال عز من قائل ثم قست قلوبكم من بعد ذلك فهي كالحجارة أو أشد قسوة فكما أن الحجارة لا يستطيع كسرها إلا الجماعة فكذلك القلب القاسي يسهل تليينه إذا تساعدت عليه جماعة الذاكرين. (الموسوعة اليوسفية )

Dari uraian dan argumentasi di atas dapat dipastikan bahwa substansi tahlilan memliki cantolan dalil, baik naqliy (al-qur'an dan al-hadits), maupun aqliy.

•Tahlilan merupakan budaya masyarakat Hindu, karena demikian dianggap tasyabbuh bi al-kuffar.
Untuk menyimpulkan apakah di dalam tradisi tahlilan terdapat unsur tasyabbuh bi al-kuffar atau tidak, terlebih dahulu kita harus melakukan penelitian secara seksama. Mungkin saja memang ada tradisi kumpul-kumpul di dalam agama lain pada 1,2,3…..,7…,40 hari dan seterusnya setelah hari kematian seseorang. Tampaknya pada titik inilah tradisi tahlilan dianggap tasyabbuh bi al-kuffar. Namun demikian perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya:

o Harus dipahami bahwa permasalahan ini termasuk dalam wilayah I'tiqadi. Karena demikian, harus ditegaskan bahwa tidak ada keyakinan sama sekali di dalam hati warga nahdliyin bahwa tahlilan pada hari pertama kematian, hari kedua, ketiga dan seterusnya merupakan sebuah kewajiban, juga tidak ada keyakinan bahwa berdo'a kepada si mayit pada hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya lebih afdlal dibandingkan dengan hari-hari yang lain. Tahlilan yang substansinya adalah berdoa untuk si mayit agar mendapatkan pengampunan dari Allah boleh dilakukan kapan saja, atau bahkan boleh tidak dilakukan, meskipun biasanya kegiatan tahlilan ini dilaksanakan pada hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

Tasyabbuh boleh dialamatkan kepada warga nahdliyin ketika meyikini bahwa tahlilan wajib dilaksanakan pada hari-hari dimaksud dan juga meyakini bahwa hari-hari dimaksud lebih afdlal dibandingkan hari lainnya. Jadi, penentuan hari dan seterusnya tidak lebih dari sebuah tradisi yang boleh dilakukan dan juga boleh ditinggalkan, berbeda dengan apa yang diyakini oleh umat Hindu. Tradisi ini sama persis dengan dengan tradisi memperingati hari-hari besar dalam Islam (Nuzulul qur'an, halal bi halal, maulid nabi, isra'-mi'raj dan lain sebagainya) yang boleh dilakukan kapan saja, tidak terbatas pada tanggal-tanggal tertentu. Peringatan hari besar yang biasanya diisi taushiah dan dzikir hanyalah merupakan tradisi yang boleh dikerjakan dan juga boleh ditinggalkan.

o Bahwa sikap warga nahdliyin sebagaimana di atas dapat dilihat dari kitab yang biasa dijadikan sebagai rujukan oleh mereka, diantaranya di dalam kitab al-fatawa al-fiqhiyah al-kubro yang berbunyi :

o ( وَسُئِلَ ) أَعَادَ اللَّهُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِ عَمَّا يُذْبَحُ مِنْ النَّعَمِ وَيُحْمَلُ مَعَ مِلْحٍ خَلْفَ الْمَيِّتِ إلَى الْمَقْبَرَةِ وَيُتَصَدَّقُ بِهِ عَلَى الْحَفَّارِينَ فَقَطْ وَعَمَّا يُعْمَلُ يَوْمَ ثَالِثِ مَوْتِهِ مِنْ تَهْيِئَةِ أَكْلٍ وَإِطْعَامِهِ لِلْفُقَرَاءِ وَغَيْرِهِمْ وَعَمَّا يُعْمَلُ يَوْمَ السَّابِعِ كَذَلِكَ وَعَمَّا يُعْمَلُ يَوْمَ تَمَامِ الشَّهْرِ مِنْ الْكَعْكِ وَيُدَارُ بِهِ عَلَى بُيُوتِ النِّسَاءِ اللَّاتِي حَضَرْنَ الْجِنَازَةَ وَلَمْ يَقْصِدُوا بِذَلِكَ إلَّا مُقْتَضَى عَادَةِ أَهْلِ الْبَلَدِ حَتَّى إنَّ مَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ صَارَ مَمْقُوتًا عِنْدَهُمْ خَسِيسًا لَا يَعْبَئُونَ بِهِ وَهَلْ إذَا قَصَدُوا بِذَلِكَ الْعَادَةَ وَالتَّصَدُّقَ فِي غَيْرِ الْأَخِيرَةِ أَوْ مُجَرَّدَ الْعَادَةِ مَاذَا يَكُونُ الْحُكْمُ جَوَازٌ وَغَيْرُهُ وَهَلْ يُوَزَّعُ مَا صُرِفَ عَلَى أَنْصِبَاءِ الْوَرَثَةِ عِنْدَ قِسْمَةِ التَّرِكَةِ وَإِنْ لَمْ يَرْضَ بِهِ بَعْضُهُمْ وَعَنْ الْمَبِيتِ عِنْدَ أَهْلِ الْمَيِّتِ إلَى مُضِيِّ شَهْرٍ مِنْ مَوْتِهِ لِأَنَّ ذَلِكَ عِنْدَهُمْ كَالْفَرْضِ مَا حُكْمُهُ .( فَأَجَابَ ) بِقَوْلِهِ جَمِيعُ مَا يُفْعَلُ مِمَّا ذُكِرَ فِي السُّؤَالِ مِنْ الْبِدَعِ الْمَذْمُومَةِ لَكِنْ لَا حُرْمَةَ فِيهِ إلَّا إنْ فُعِلَ شَيْءٌ مِنْهُ لِنَحْوِ نَائِحَةٍ أَوْ رِثَاءٍ وَمَنْ قَصَدَ بِفِعْلِ شَيْءٍ مِنْهُ دَفْعَ أَلْسِنَةِ الْجُهَّالِ وَخَوْضِهِمْ فِي عِرْضِهِ بِسَبَبِ التَّرْكِ يُرْجَى أَنْ يُكْتَبَ لَهُ ثَوَابُ ذَلِكَ أَخْذًا مِنْ أَمْرِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي الصَّلَاةِ بِوَضْعِ يَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَعَلَّلُوهُ بِصَوْنِ عِرْضِهِ عَنْ خَوْضِ النَّاسِ فِيهِ لَوْ انْصَرَفَ عَلَى غَيْرِ هَذِهِ الْكَيْفِيَّةِ وَلَا يَجُوزُ أَنْ يُفْعَلَ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ مِنْ التَّرِكَةِ حَيْثُ كَانَ فِيهَا مَحْجُورٌ عَلَيْهِ مُطْلَقًا أَوْ كَانُوا كُلُّهُمْ رُشَدَاءَ لَكِنْ لَمْ يَرْضَ بَعْضُهُمْ بَلْ مَنْ فَعَلَهُ مِنْ مَالِهِ لَمْ يَرْجِعْ بِهِ عَلَى غَيْرِهِ وَمَنْ فَعَلَهُ مِنْ التَّرِكَةِ غَرِمَ حِصَّةَ غَيْرِهِ الَّذِي لَمْ يَأْذَنْ فِيهِ إذْنًا صَحِيحًا وَإِذَا كَانَ فِي الْمَبِيتِ عِنْدَ أَهْلِ ( الفتاوى الفقهية الكبرى لأبن حجر الهيتمى )
oوالتصدق عن الميت بوجه شرعي مطلوب ولا يتقيد بكونه فى سبعة ايام او اكثر او اقل وتقييده ببعض الايام من العوائد فقط كما افتى بذلك السيد احمد دحلان وقد جرت عادة الناس بالتصدق عن الميت في ثالث من موته وفى سابع وفي تمام العشرين وفى الاربعين وفى المائة وبعد ذلك يفعل كل سنة حولا في يوم الموت كما افاده شيخنا يوسف السنبلاويني اما الطعام الذي يجتمع عليه الناس ليلة دفن الميت المسمى بالوحشة فهو مكروه مالم يكن من مال الايتام والا فيحرم (نهاية الزين : باب فى الوصية , 281)

Tradisi yang berlaku dan berkembang di kalangan nahdliyin adalah : apabila ada seorang muslim meninggal dunia, maka tetangga dan kerabat yang ada disekitarnya berbondong-bondong melakukan ta'ziyah, dan dapat dipastikan bahwa pada saat ta'ziyah kebanyakan dari mereka membawa beras, gula, uang dan lain sebagainya. Tetangga yang ada di kanan-kiri bau-membau membantu keluarga korban untuk memasak dan menyijakan jamuan, baik untuk keluarga korban atau untuk para penta'ziyah yang hadir. Apabila hal ini yang terjadi, apakah ini tidak dapat dianggap sebagai terjemahan kontekstual dari hadits nabi yang berbunyi :
قال النبي صلى الله عليه و سلم : اصنعوا لآل جعفر طعاما فقد أتاهم أمر يشغلهم

Hadits di atas apabila diamalkan secara tekstual justru akan menjadi mubadzir, karena kalau seandainya semua tetangga yang ta'ziyah membawa makanan yang siap saji, maka dapat dipastikan akan banyak makanan yang basi. Catatan yang lain lagi adalah bahwa jamuan yang disajikan di dalam acara tahlilan bukanlah merupakan tujuan. Tujuan utama para tetangga yang hadir adalah berdo'a untuk si mayit. Karena demikian, jamuan boleh diadakan dan juga boleh ditiadakan. Bahkan, banyak dari kalangan kyai yang menjadi tokoh sentral warga nahdliyin memberikan pemahaman dan anjuran agar jamuan yang ada lebih disederhanakan, dan bahkan kalau mungkin hanya sekedar suguhan teh saja.

Berkumpul untuk melakukan tahlilan pada saat setelah kematian dianggap "niyahah" (meratap).

Realitas berkumpul pada saat tahlilan sulit untuk dapat dipahami "hanya sekedar berkumpul" dalam rangka tenggelam dan larut dalam kesedihan, dimana hal ini dianggap sebagai illat al-hukmi kenapa berkumpul tersebut dianggap sebagai niyahah. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam kitab I'anat al-Thalibin, yang berbunyi
كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام بعد دفنه من النياحة ووجه عده من النياحة ما فيه من شدة الاهتمام بأمر الحزن.

Berkumpul pada malam setelah kematian bukanlah menjadi tujuan. Yang menjadi tujuan adalah berdzikir dan berdoa untuk si mayit yang sedang mengalami ujian berat sebagaimana yang ditegaskan didalam kitab Nihayat al-zain, hal : 281 yang berbunyi :
وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال ما الميت في قبره الا كالغريق المغوث – بفتح الواو المشددة – اى الطالب لان يغاث ينتظردعوة تلحقه من ابنه او اخيه او صديق له فاذا لحقته كانت احب اليه من الدنيا وما فيها

Ketika seorang muslim mendapat musibah (ditinggal mati keluarga, kena gempa, dll), adalah suatu kesunahan bagi saudara-saudaranya untuk datang takziah kepadanya, serta menghibur agar bersabar dari cobaan.Tidak ada yang lebih baik dari menghibur serta meringankan bebannya selain daripada mengajaknya berdzikir, mengingat Allah, dan berdoa bersama-sama, mendoakan si mayit dan keluarga yg ditinggalkannya.

Dari uraian di atas sulit dapat diterima apabila lafadz " الاجتماع" yang terdapat didalam hadits nabi diarahkan pada tradisi tahlilan yang isinya adalah berdzikir dan berdoa, bukan semata-mata berkumpul hanya sekedar tenggelam dan berlarut-larut dalam kesedihan.



Jangan lupa baca yang ini juga



59 comments:

Anonymous February 17, 2010 at 9:43 PM  

Golongan Muhajirin dan Anshor radiyallohu anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik (QS 9:100) masuk surga tanpa tahlilan terhadap yang wafat.

Anonymous August 7, 2010 at 7:43 AM  

Imam Syafi'i mengatakan, bacaan Quran tidak akan sampai kepada mayit, saat menafsirkan surat An Najm ayat 39.. saya bermadzhab Syafii, jd buat apa susah2 baca Quran untuk orang mati (kecuali kalo dia orang tua saya, krn doa anak insyaAllaoh maqbul)..

Anonymous August 22, 2010 at 5:41 AM  

bapak/ibu anonymous diatas..

saya adalah orang yang masih awam dalam soal agama (mohon petunjuk apabila saya salah)

saya coba bandingkan dengan kondisi dilapang dan mencoba untuk tidak fanatik pada salah satu ormas

secara visual mata saya melihat bahwa manusia sekarang banyak yang hidup secara individual , dengan tetangga pun kadang kita ada yg tidak kenal (mayoritas ada dikota, didesa2 pun mulai banyak) dengan adanya pengajian ibu-ibu, tahlilan, DLL ternyata yg saya liat kehidupannya jadi lebih guyub (lebih akrab) terkesan sangat indah sekali ISLAM itu tidak ada perbedaan kaya or miskin nimbrung jadi satu dan makan seadanya yg disugguhkan tuan rumah, bahkan terjadi obrolan yang hangat setelah selesei, tidak sedikit saya melihat tuan rumah yg ditinggalkan lebih tabah alias tidak mersa sendirian, masih banyak sodara, tetangga yang mau berempati...

ahlu sunnah wal JAMA'AH
apa yang dimaksud dengan jama'ah??kalo menurut padangan saya mungkin ini termasuk.. (mohon petunjuk apabila saya salah)

menurut pandangan saya NU lebih Guyup, tidah berkelompok atau mengucilkan masyarakat tertentu..

tetapi yang saya liat ini BAIK, walaupun menurut panjenegan2 ini tidak bermanfaat, tetapi menurut saya rasa sosial kemasyarakatnya lebih mengena, sangat bermanfaat buat hidup bermasyarakat..(saya tidak tahu apakah hidup bermasyarakat seperti ini ada dalam hadist atau tidak/ diperbolehkan/dilarang, mohon petunjuk)

maaf apabila saya salh kata.. terimakasih baggi penulis telah menjabarkan alasan2 kenapa NU melakukan..

Anonymous August 22, 2010 at 7:15 AM  

saya sangat mengakui bhwa sodara2 saya di NU sebenarnya punya niat yg sangat baik dan mulia untuk bertahlilan, berkumpul di rmh si mayit dsb. akan tetapi, aturan dari Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- sudah sangat jelas, yaitu tidak ada sesuatu ttg ibadah melainkan telah disampaikan oleh beliau..

untuk tahlilan tsb, sy tdk akn menghukumi halal haram. hanya saja setidakny hadits shohih dibwh ini mjd renungan bagi kita :

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, "Aku akan berada di atas telagaku nanti di akhirat menunggu siapa-siapa yang datang kepadaku. Lalu didatangkan kepadaku beberapa orang dari umatku. Aku berkata, 'Mereka itu umatku'. Lalu dikatakan kepadaku, 'Kamu (Muhammad) tidak tahu kalau mereka itu telah menyelisihi sunnahmu'" (HR. Bukhari No. 7048 dan Muslim No. 2293)..

dgn hadits ini (setidakny bagi sy sendiri), menunjukkan betapa pentingny mengikuti ajaran Nabi. sy sendiri tdk akn melakukan sesuatu maslahat (kebaikan) di dunia utk org lain namun merugikan sy di akhirat. krn menyelamatkan diri sendiri di akhirat adalah wajib..

jd ya, monggo jk ingin mempertaruhkan diri tidak diakui Nabi sebagai umatnya kelak. sungguh tidak ada paksaan dalam beragama..

afwan..

Anonymous August 22, 2010 at 2:45 PM  

mungkin link dibawah ini bisa jadi membantu:

http://www.facebook.com/notes/habib-alwi-ba-alawy/dialog-2/441373122136

Anonymous November 4, 2010 at 1:58 AM  

apalagi kalo melihat kondisi sekarang, orang yang tidak solat bangga, tidak puasa bangga, tapi kalo tidak ikut tahlil berdosa dan riris terhadap tetangga. Bisakah kita menyadarkan mereka bahwa tahlil tidak wajib hanya tradisi yang baik saja

Mr.Mung November 8, 2010 at 2:56 PM  

kalau nulis yang jantan dong... kasih nama plus email atau webnya.

anonimous: Itu diatas ada yang berkata tidak sampai kemayit, kecuali doanya anaknya sendiri ya..?

perbanyak ngaji lagi, baca kitab atau buku.

Anonymous December 8, 2010 at 10:20 PM  

Pembahasannya seperti polisi yg sering melakukan pungli dilapangan yg dijawab oleh petingginya bahwa itu hanya oknum walaupun sudah menjadi rahasia umum tetap saja dibantah kalo itu tidak semuanya dan memang tidak semuanya tp jumlahnya hanya 1%.

Anonymous December 20, 2010 at 8:10 PM  

Maaf, mau tanya, kira-kira jaman nabi/sahabat/tabiin dulu ada orang meninggal gak ya? Klo ada apa saja yang dilakukan nabi/sahabat/tabiin ketika ada orang meninggal? Karena menurut saya lebih aman dan terjamin mengikuti apa yang nabi/sahabat/tabiin lakukan. Terimakasih, mohon maaf klo ada kata-kata yang kurang berkenan.

Anonymous January 10, 2011 at 9:45 PM  

Trimakasih, sudah membagi ilmu... menurut saya, tidak ada salahnya, bahkan baik bila kita berkumpul dalam berdoa dan berdzikir bersama, tetapi bila dilakukan dalam tahlilan, dan dilestarikan, yang ditakutkan adalah pemikiran2 kalau hal itu harus dgn sndirinya, krn mnrt sy agama Allah itu sdh sngat sempurna dan psti adil buat sgl aspek.. jd kl sampai trs dilestarikan dgn pemikirn kalau hal itu baik, bgmana dgn org miskin yg tdk bisa mengundang byk org, atau gk bisa mengadakan tahlilan sm sekali,.. dia akan menganggap istri/suami/orgtua yg meninggal akan kurng mendapat pahala dibanding org kaya yang mengundang byk org untk tahlilan mengirim ayat2 alquran dan dzikir bt almarhum.. jd sprtinya Allah menurunkan Islam mnjadi tidak adil.. krn pst stiap org ingin memberikan yg terbaik bt kel.meski tlh meninggal.. mgapa tdk dilakukan sprti tausiah bg orng yang masih hidup agar ingat kematian, atau yg lain sesuai dgn tuntunan alquran dan Rasulullah yg pasti lebh disukai..

dietha January 10, 2011 at 11:05 PM  

Dan apakah tidk jauh lebih baik bila ada org meninggal, kita menghiburnya maksimal 3 hari, seperti dijaman Rasulullah, dan itu tujuannya untuk menghibur kel yang ditinggalkan.. dan meringankan beban yang berduka, seperti membawa makanan atau sesuatu yang dapat meringankan kesedihan dan aktivitas sehari2, krn sedng berduka pasti memasak atau belanja kebutuhan juga sedang duka.. dan mengadakan tausiah buat kel yang ditinggalkan dan masyarakat sekitar agar mempersiapkan kematian.. apalagi tahlilan sering ada hadiah2 atau tandamata yang diberikan pada semua yang dtg bertahlil, dan kadng2 mereka mengharap hadiah2 tsb, jd seperti tidak ikhlas lagi dlm menghadiri tahlilan.. jd sy yakin tahlilan hanyalah sariah yang dibuat manusia,krn bila memang dr Allah SWT pasti bebas dari ketimpangan2 duniawi..mgkin bid'ahnya krn pikiran2 yang menjadikannya 'harus' bila tidak,maka merasa berdosa pd almarhum atau merasa tidak afdol.. itu pndapat sy..

abdurrahman ubaidah January 14, 2011 at 5:32 AM  

animous, juga dietha tinggal dimana? di kota, perumahan atau di kampung? semoga Allah memanjangkan usia anda hingga lama sekali tidak mati-mati, tidak pikun, sehat terus menerus.
Sebab, kalau sudah menghadapi saat-saat kematian, pikun, atau keadaan dimana seseorang dalam keadaan udzur, sudah tidak ingat lagi pada dirinya sendiri. Ini sungguh lebih sakit lagi dirasakan, ketika anak-anak anda ternyata tidak ada yang mengerti keadaan orang tuanya yang sudah udzur. Apalagi kalau orang tua sudah bisa mengurus dirinya sendiri, seperti mandi, kencing, beol, dan seterusnya, rata-rata anak sendiri itu jauh menghindar. Ada saja alasannya. Sampai pada saatnya kematian menjemput anda, baru anak-anak datang menyelenggarakan 'upacara kematian' walaupun anda tidak suka upacara itu.
Anak anda sendiri akan merasa kalau makin cepat dikubur, itu makin baik. Biar tidak menyusahkan yang hidup. Tidak usah ada doa, zikir, apalagi tahlilan untuk anda, karena dianggap tidak ada manfaatnya untuk 'ruh' anda yang sarat dengan dosa selama di dunia.
Berdoalah sendiri, meminta sendiri langsung kepada Tuhan anda agar diampuni. Nauzubillah, semoga saya tidak termasuk yang berpikiran seperti Anda. Pakailah 'dalil dari Nabi' yang anda pahami dengan sangat sempit bahwa tahlil itu tidak diajarkan!
Saya sendiri sederhana saja. Ingin anak-anak saya, saudara-saudara saya, cucu-cucu saya, tetangga kanan kiri saya, secara kontinyu mendoakan kepergian saya pada saatnya menghadap Allah Azza wajalla. Istaghfiruu robbakum, inahuu kaana ghoffaaroo...

cak dur
bangsa2000@yahoo.com

Anonymous February 13, 2011 at 12:34 AM  

tahlilan diyakini bukan merupakan keharusan ato kewajiban, tapi realita sangat berbeda. bagaimana orang miskin sangat sibuk cari utang sana sini untuk bisa tahlilan ( itu dikampung ane )susahnya mau masuk surga...apa surga hanya untk orang kaya ya ???....
kalo ndak melaksanakan tahlilan malu nich ama tetangga, ntar dikira pelit, takut miskin....pa kita akan membohongi diri stlah melihat realita dilingkungan kita(ku) yang spt itu..?ayo siapa berani jujur ????

Anonymous February 13, 2011 at 1:22 AM  

tahlilan diyakini bukan merupakan keharusan ato kewajiban, tapi realita sangat berbeda. bagaimana orang miskin sangat sibuk cari utang sana sini untuk bisa tahlilan ( itu dikampung ane )susahnya mau masuk surga...apa surga hanya untk orang kaya ya ???....
kalo ndak melaksanakan tahlilan malu nich ama tetangga, ntar dikira pelit, takut miskin....pa kita akan membohongi diri stlah melihat realita dilingkungan kita(ku) yang spt itu..?ayo siapa berani jujur ????

Anonymous February 19, 2011 at 11:44 PM  

anonymous @ : jangan suka menyalahkan orang lain , kamu sendiri belum tentu benar 'indalloh, bisa2 jadi intipe neroko

Anonymous February 27, 2011 at 11:22 PM  

Allah lah pembuat syari'at, bukan manusia, kalo ada perintah ya dijalankan...kalau ndak ada ngapain bingung nyari tambahan "penghasilan".yang diperintahkan (meski sebenarnya mudah dan ringan)saja blm semua bisa dijalankan dg benar. jangan-jangan malah nyaingin sang pencipta.bisa bener2 jadi intip neroko...

Anonymous March 5, 2011 at 8:24 PM  

Anonymous : tahlil itu bukan ibadah sebagaimana sholat, puasa, dll, tapi tujuannya mendo'akan orang yg sudah meninggal dan pahalanya ditujukan buat si mayit bukan untuk kita yg masih hidup, kenapa mayit mesti di do'akan kok gk suruh do'a sendiri saja ? karena mayit itu amalnya sdh putus, dan tidak bisa berdo'a, makanya kita do'akan, apa salahnya dan dimana jeleknya berdo'a untk mayit ? jawab orang seperti anda gk perlu dalil kalaupun dikasih dalil anda gk akan ngerti.

Anonymous March 15, 2011 at 11:14 PM  

doa untuk mayyit sudah ada contohnya, yang jelas bukan tahlilan yang dicotohkan Nabi...ibadah adalah tauqifiyah, aku ngikut nabi sajalah.aman...

Anonymous March 24, 2011 at 6:26 PM  

nuwun sewu, urun rembug. kalau acara "tahlilan" itu benar bagian dari ajaran Islam, atau termasuk "sunnah" tentu ada perintah dari Kanjeng Nabi saw, diamalkan para sahabat, para tabi'in, termasuk Imam empat madzhab. Pertanyaannya, bisakah itu dibuktikan?! Nah, ternyata tidak, kan?! Kalau demikian, mengapa justru ini dijadikan ikon sebagai ajaran ahlussunnah waljamaah, yg sekaligus sebagai pembeda bahwa "aswajah" itu yg mengamalkan "tahlilan", sementara yg tidak mengmalkan bukan termasuk "aswajah". Lantas kita berantem. kan runyam...! matur suwun, ngapunten. (rosnaalannawa@ymail.com)

Anonymous March 25, 2011 at 3:08 PM  

itulah keistimewaan warga NU,,,,

Anonymous April 3, 2011 at 10:13 PM  

mohon mf bagi yg berlainan pendapat dengan tahlil jgan menganggap paling benar, sesuatu benar salah nya hanya allah yg mengetahui. jd mohon maaf jangan merasa paling benar dengan tidak tahlilan

Anonymous April 7, 2011 at 12:10 AM  

Mohon maaf bagi pengamal tahlilan. Jngan menganggap dirinya paling benar sebab kebenaran sudah ditetapkan Allah dan RasulNya dalam Qur'an dan Sunnah. Jadi mohon jangan merasa paling benar dengan tahlilan.

Anonymous April 15, 2011 at 12:11 AM  

"Kita belum pernah sanggup membuktikan satu saja kata kebenaran di mulut kita sendiri dengan perbuatan nyata, kita sudah merasa menjadi pejuang yang paling pejuang. Kemudian seiring dengan itu kita menumpuk ilmu, terus memfestivalkan kata kebenaran di bibir dan kepalan tangan kita, sehingga kita punya utang sangat bany...ak kepada nilai kebenaran yang kita ucap-ucapkan". -ean-

Anonymous April 15, 2011 at 12:20 AM  

Bid’ah itu adalah sesuatu yang tidak dilakukan/dipakai oleh Rasulullah, terus kita pakai. Bid’ah itu berlaku diwilayah mahdhah. Islam itu dibagi 2 berdasarkan firman Allah, yang satu namanya ibadah mahdhah jumlah firmannya 3,5 %, yang kedua namanya ibadah muamalah ayat-ayatnya menyeluruh sekitar 96,5%. Ibadah mahdhah itu apa?, ibadah muamalah itu apa?. Pedomannnya ibadah mahdhah adalah jangan lakukan apapun kecuali yang Aku perintahkan. Kalau ibadah muamalah, lakukan apa saja semaumu asalkan tidak melanggar syariat Ku. Contoh ibadah mahdhah itu: syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji, itu saja yang tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi.

Anonymous April 27, 2011 at 9:36 AM  

Assalamualaikum urun rembug..... tahlil...ziarah kubur.... dll. selalu perdebatan yg sama. menurut saya tahlil baik selama tidak memberatkan dan tdk mengada2kan. klo adanya cmn air putih utk menghormati tamu yg monggo diunjuk yg penting maksudnya.... dan yg pasti bukan ibadah mahdah.... klo masalah ibadah rasanya memang hanya Allah yg tahu niatannya. jangan lupa kita semua di indonesia ini belum tentu menjadi islam (dan menjadi berbagai golongan) kalo para wali gak nyampe kesini nggih mboten???? lha mereka pasti juga berpegang pada Alqur'an dan hadist to??? meskipun pada penerapannya utk mengislamkan nenek moyang kita sedikit membaurkan kultur dg agama. jika mereka tidak melakukan semua itu pasti dah dibunuh oleh raja2 hindu.. dan kita semua pasti masih jahilin.... Naudzubillah min dzalik.
maturnuwun... ngapunten klo ada kesalahan....

udin May 19, 2011 at 7:39 PM  

mau bersedekah utk orang tuanya kok peritungane pool ya,anak seperti ini rizkinya akan tersumbat wong bisa gedhe di sekolahin biar pinter dg biaya yg tdk sedikit giliran orang tua butuh bantuan do'a,sodaqoh kok merasa keberatan terus padahal ketika orangtua meninggal menrima sumbangan dari masyarakat sebenarnya sumbangan ini utk membantu dlm menyedekahi orang tuanya,kok malah utk yg masih hidup, berarti sama aja dg menjual mayit betul gak? sadarlah hai sahabatku ingat tu orang tuamu yg sdh meninggal.tahu kalo besar jd begitu dulu gak usah di sekolahkan aja.....

Anonymous May 20, 2011 at 7:21 PM  

dari comment2 yang ada sebelumnya, saya lihat comment2 yang memakai dalil adalah temen-temen dari salaf...sedangkan comment yang gampang mengumpat tanpa dalil shahih atau hanya pake otaknya sendiri itu comment orang2 NU/liberal seperti kebanyakan tukang becak dipinggir jalan....yah baiknya orang NU itu pasang iklan aja : "jika anda mempunyai masalah tanah, mencari tenaga keamanan gereja atau keamanan pasar...silahkan hubungi team aswaja NU atau banser..cukup rp.1000/orang dijamin masalah anda tuntas.." hahaha

Anonymous May 28, 2011 at 8:47 PM  

masalah tahlilan pada saat ada orang meninggal,menurut orang NU itu boleh .tapi yang anehnya adalah mereka ini berkata bahwa mazhab mereka adalah syafi'i . sedangkan al imam syafi'i mengatakan bahwa berkumpul dirumah ahli mayyit adalah bagian dari meratap yang dihukumi dengan haram .apakah ada contoh Rasulullah saw melakukan itu , shahabat , tabi'in ( atau termasuk 4 mazhab ) melakukan itu ? darimana sih asal muasalnya hari 1,2,3 dan seterusnya sampai nyatus (100 hari),sewu ( seribu hari )...bukalah dada lebar-lebar untuk menelaah sesuatu , jangan menerima suatu keputusan dari satu argumen.kita ini mencari kebenaran .kebenaran bukan dengan banyaknya jumlah pengikut .itusesuai dengan al qur'an " apabila mengikuti mayoritas niscaya akan tersesat " . pada awalnya siapa sih yang melaksanakan ritual itu , tidak terbayangkan ketika dahulu selepas perang , banyak syuhada kemudian malamnya ada acara 1,2,3 dan seterusnya sehingga waktu untuk tarbiyah tidak ada ....mau dibawa kemana umat islam ini apabila melakukan yang tidak pernah ada contoh dan perintah .lakukanlah sesuai Alqur'an dan sunnah .Imam syafi'i di gelari pembela sunnah , masa orang yang mengaku bermazhab syafi'i malah menjadi pembela bid'ah ...sungguh aneh ..janganlah menuntut ilmu itu dari satu kholakoh ...bisa taqlid...seharusnya i'tiba kepada Rasulullah Saw ...wassalam..

krishartono.tono May 30, 2011 at 9:51 AM  

tidak perlu berdebat masalah tahlilan, menurut saya yg paling benar dlm menjalankan syariat ya nabi muhamad, pertanyaanya nabi pake tahlilan enggak? yg dicontohkan nabi adalah yg paling benar

syawaludin June 2, 2011 at 8:53 AM  

koyo pernah weruh nabi ae....wahabi tetep wahabi..percuma di eyel..sing penting sedulur ayo podo dongakno dulur2 kita yng sdah mninggal. mereka mngharapkn doa2 kita..ora usah ngreken tukang2 sayur sing mung dodolan sayur eruhe mung sayur ora iso ngrasake sari2 nikmate masaknne olahane para chef cooky

Anonymous June 5, 2011 at 9:02 PM  

mendoakan sesama muslim adalah anjuran dalam agama Islam.....kalo ingin mendoakan orang tua Ga' usah nunggu wafatnya mereka...setiap hari kita doakan...gak usah nunggu 1...3...7...100..seribu...dst. Yang saya amati sebagian orang rajin tahlilan tapi tidak sholat Jum'at..sebagian yn lain makanan dari tahlilan banyak yang mubazir..dan klo tidak melaksanakan ritual tahlilan kematian 7 hr..40 hari...dst solah2 menjadi pikiran..padahal setiap hari ekonominya pas2an,untuk beaya sekolah anaknya saja tidak mampu....

Anonymous June 9, 2011 at 6:32 AM  

Kasihan bener umat Islam, saat mereka merasa sudah benar maka dihujatnya yang lain. Ulah-ulah kalian bikin orang awam jadi bingung. Ujung2nya Islam cuma sebuah label.Perdebatan diantara kalian hanya akan menjadikan Umat islam ketinggalan peradaban.
Melahirkan Umat Islam yang benci akan ajaran Islam. Silahkan diLanjutkan..

mas noer June 11, 2011 at 6:43 AM  

•وعن أبي سعيد الخدري وأبي هريرة رضي الله عنهما قالا: قال النبي صلى الله عليه وآله وسلم «لا يقعد قوم يذكرون الله عز وجل إلا حفتهم الملائكة وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده»
Dari Abu Hurairah ra. dari Abu Sa’id ra., keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majlis untuk dzikir kepada Allah melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, diliputi rahmat, di turunkan ketenangan, dan mereka disebut-sebut Allah di hadapan malaikat yang ada disisi-Nya

cukup dengsn satu hadist ini aku percaya dengan adanya tahlilan..
monggo bagi yang ngak suka tahlilan bilang bid'ah...

memang rialita yang terjadi tahlilan itu adanya makanan dan minuman bagi keluarga simayit.. tpi biasanya keluarga mayit meminta tolong memintakan doa bagi simayit...dan nakanan dan minuman itu diniatkan shodaqoh bagi simayit...
memberi makanan dan minuman itu semampunya bagi keluarga mayit, ngak dipaksakan harus banyak dan enak...

andika July 6, 2011 at 2:05 PM  

ingat apa kata ibnu mas'ud: banyak orang mengiginkan kebaikan, tapi hanya sedikit yang mendapatkannya

Anonymous July 19, 2011 at 6:21 PM  

jaman nabi ada hp,komputer,mobil,ato alat2 jaman skg ya kok pada pake.ngibadah kok digawe repot surgo neroko sing ngerti amung Alloh.

Anonymous July 29, 2011 at 7:33 AM  

tujuan tahlilan itukan agar si mayit di ampuni dan mendapat pahala dgn makanan yg di sediakan bagi pentahlil...kalau spt itu ya yang rugi para kyai ulama dan org2 sholeh lainnya.contoh:seandainya tahlilan itu di terima..ada seorang kyai meninggal dunia kemudian di tahlil dan dosa2nya diampuni pahala bertambah dan masuk surga..kemudian ada org ahli maksiat mati ditahlil dosanya di ampuni dan si ahli maksiat inipun mendapat pahala sodakoh tadi dan sama2 masuk surga... ya enak dong..hidup hura2 mati masuk surga... sedangkan kiyai hidup menderita menahan nafsu di dunia .. sama masuk surganya ...ADILKAH HAL SEPERTI INI...
anda mengaku ahlussunnah...tpi anda menyelisihi sunnah dan anda taklid buta terhadap para pendahulu anda,anda tidak mau di katakan ajaran para pendahulu anda itu sesat,anda membela mati2an sebuah keburukan.anda ulama sesat yg menyesatkan umat...hati anda tertutup awan nafsu yg sangat tebal...

mansur July 29, 2011 at 7:35 AM  

tujuan tahlilan itukan agar si mayit di ampuni dan mendapat pahala dgn makanan yg di sediakan bagi pentahlil...kalau spt itu ya yang rugi para kyai ulama dan org2 sholeh lainnya.contoh:seandainya tahlilan itu di terima..ada seorang kyai meninggal dunia kemudian di tahlil dan dosa2nya diampuni pahala bertambah dan masuk surga..kemudian ada org ahli maksiat mati ditahlil dosanya di ampuni dan si ahli maksiat inipun mendapat pahala sodakoh tadi dan sama2 masuk surga... ya enak dong..hidup hura2 mati masuk surga... sedangkan kiyai hidup menderita menahan nafsu di dunia .. sama masuk surganya ...ADILKAH HAL SEPERTI INI...
anda mengaku ahlussunnah...tpi anda menyelisihi sunnah dan anda taklid buta terhadap para pendahulu anda,anda tidak mau di katakan ajaran para pendahulu anda itu sesat,anda membela mati2an sebuah keburukan.anda ulama sesat yg menyesatkan umat...hati anda tertutup awan nafsu yg sangat tebal...

Anonymous August 10, 2011 at 11:53 PM  

mas mansur



jangan bawa nama kiyai karena ilmu anda belum tentu sehebat para kiyai

berapa persen si cinta anda ke pada Allah
berapa persen si waktu anda untuk beribadah

ko bawa2 nama kyai dan ulama

instropeksi diri sendir sebelum memberi komentar

apakah anda sudah lebih baik dari mereka

wassalam

andik August 29, 2011 at 10:13 AM  

orang awam bicara tahlilan. identik dgn kematian aja. pak ustad dijelaskan dong tahlilan itu orang yang berzikir di mazelis zikir. ya bisa doakan org sdh mati, org hidup dan doa2 apapun. ga pake hari2pun oke, seminggu sekali ganti2 rumah oke asal boleh rumahnya dipake utk ngaji, berzikir. kasih hidangan orang ngaji, so good. ga ada yg salah dgn tahlilan. yg salah bila cari utangan buat makanan, klo ada dikshtau, bukan di bid'ah2222, kafir222. ada ada aja

ana September 15, 2011 at 8:39 PM  

amal yang tidak terputus salah satunya ilmu yang bermanfaat(tentunya bagi diri sendiri dan orang lain),ilmu disini menurut sy luas penjabarannya,ada yang masuk dalam syariat tata cara beribadah dan akhlaqul karimah seperti apa yg dicontohkan nabi,seandainya simati tersebut mengkaji ilmu2 seperti yg diajarkan nabi dan diterapkan dlm khidupan sehari2,hingga banyak orang mencintainya bahkan meskipun sudah meninggalpun banyak yg mendoakannya,inilah ilmu yg bermanfaat,doa anak yg soleh pun luas penjabarannya,bahkan sy pernah baca bahwa syaikhul islam ibnu taimiyahpun berpendapat bahwa sampainya doa kepada orang yg tlah meninggal,entah ijabah ato tidaknya itu hak prerogatif alloh,hanya allohlah yg maha tahu

ana September 15, 2011 at 8:48 PM  

pengalaman survei,keluarga yg ditinggal yg mengadakan tahlilan bertambah sabar dan terhibur dg adanya kesibukan2 slama hari bergabung,malah waktu bergabungnya terasa cepat berlalu,karena banyak tetangga2 yg datang menghibur,coba kalo jarang yg datang,pastinya sedih berlarut2,apalagi yg meninggal orang yg dicintainya,mungkin ini jg bisa barokah dari doa2 yg ikut mendoakan simayit dan keluarga yg ditinggalkan,survei membuktikan!

Anonymous September 18, 2011 at 11:56 PM  

Astagfirullah,Mas Noer anda memakai hadist tentang adab Majelis Ilmu (adab menuntut Ilmu) dan memakaikan hadist tsb dengan Thalilan,hadist tsb untuk menjelaskan hadist dari abu hurairah dan hadist yang mas noer ini adalah Hr Mulim dan Ahmad,sbg perbandingan u/ diambil dari kosa kata hadist abu hurairah sbb :
Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah (Mdrasah/dulu zaman rosul masjid), mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.
Semoga bisa menjadi pelajaran.

Anonymous September 28, 2011 at 8:38 AM  

yang saya ketahui selama ini orang orang yang menganggap tahlilan itu suatu "AMALAN YANG BAIK", tidak memiliki landasan (dalil)yang kuat, bahkan terkesan ngawur... mereka picik dengan kenyataan bahwa hal itu tidak dicontohkan Rosull..... jadi menurut pendapat saya orang-orang yang masih menganggap tahlilan adalah suatu keharusan... tidak lebih hanyalah orang-orang yang tidak mau kehilangan mata pencaharianya ha ha ha ha ha ha ha.....

KOndisi semacam ini persis seperti ketika sebelum agama islam lahir.... JAHILIYAH....!!! NAUDZUBILLAH....!!!

basuki October 9, 2011 at 6:42 PM  

kala tahlilan itu tidak pernah dicontohkan oleh Rosululloh dan para sahabat maupun tabi'in kenapa harus diperdebatkan mbok ditinggalkan saja, kerjakan amalan yang lebih afdol kan buanyak, kenapa harus mengerjakan amalan yang tidak jelas tuntunannya

anam October 15, 2011 at 12:32 AM  

Untuk basuki:kebenaran manusia memang relatif. amalan tahlilan menurut saya benar dan sudah afdol. sayapun selalu melakukannya dengan jamaah saya. jika anda tidak sepakat dan berpandangan bahwa tahlilan tidak afdol serta tidak jelas jluntrungnya, monggo-monggo saja berpendapat. tapi akan lebih afdol jika tidak melarang orang bertahlilan.... Semoga hidayah Allaoh secepatnya dianugerahkan kepada panjenengan.... amin.

Anonymous October 16, 2011 at 9:55 PM  

pertanyaan dari murid MTRU yang masih awam
1) Jikalau tidak ada Hadits Nabi Muhammad SAW melakukan tahlil, maka apakah ada hadits yang melarang tahlilan?
2) Apakah sesuatu yang belum ada dasar hukum langsung bisa dijudge "tidak boleh", padahal sesuatu tersebut bisa digali hukumnya berdasarkan Qur-an dan Hadits?
3) katakan jika tahlilan itu hanya untuk memperingati yang sudah meninggal (adanya permasalahan hidangan yang disajikan), maka bagaimana hukum tahlilan ketika ada acara walimatul 'arsy dan walimatus safar (acara syukuran dan tidak lupa dengan mendoakan orang tua yang sudah meninggal), karena kenyantaan di lapangan tahlilan tidak hanya untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Selain itu, memaknai tahlilan sesuai dengan arti muasalnya, yaitu berdzikir, berdoa, dan mendoakan?

Anonymous October 18, 2011 at 7:03 PM  

Assalamualaikum wr.wb
Alangkah baiknya bila kita tidak saling menghujat karena yang melakukan tahlilan akan ditanya amal ibadahnya di yaumil akhir, yang tidak melakukan juga akan ditanya amal ibadahnya di yaumil akhir,dan dosanya akan ditanggung masing-masing,tidak perlu kita menghujat keyakinan saudara kita sesama muslim, karena kita tidak akan menjadi suci dengan menghujat.
Bila bermaksud untuk meluruskan mungkin caranya tidak seperti ini, nabi muhammadpun meluruskan orang-orang kafir dengan kasih sayang tidak dengan menghujat atau mengejek. Itulah contoh yang harus kita ikuti. Mohon maaf bila ada salah salah kata.
Waalaikum salam wr.wb

Honey-bee

Aji October 25, 2011 at 7:20 AM  

dalam tradisi keilmuan Islam (apalagi di kalangan NU) sangat di tekankan adanya Ijazah keilmuan. sekarang saya tanya. dimana kita temukan bacaan2 tahlilan itu? di kitab apa? sanadnya bagaimana?

Anonymous October 31, 2011 at 2:58 AM  

wah kyak nya seru nih debat nya.....ikutan urun rembug y...sya sependpat klo tahlilan it bnyak skali faedah nya....mngkin bgi anda yg tdak setuju it adlah bid'ah it terserah anda sbenarnya bnyak dasr2 mlakukan tahlilan itu,tp krn bg anda yg mngtakan itu bid'ah krn rosululloh tdk pernah mncontohkan itu mnrut saya percumah jg d jelaskan krn mngkin hati dan pkiran anda telah tertutup oleh sifat kbnaran anda shg anda mrasa paling bnar krn anda sllu brusaha mncari kbnaran dg hadist dan dalil2 lain,utk mnguatkan pendapt anda,klo tahlilan itu anda ktakan bid'ah krn nabi tdk pernah mlakukanya,dan dalam qur'an hadist jg tdk ada,ada pertanyaan buat anda,apkah anda klo bpergian sering naik spda motor/mobil dan kendaraan lain2???klo anda pernah,mngkin itu bsa saya ktakan anda jg mlakukan bid'ah,dg alasan nabi jg tdk pernah mlakukan itu,dan jg tdk ad perintah dlam alqur an dan hadis,klo anda ingin mncontoh yg di lakukan nabi,berarti and klo bpergian jg hrs naik onta,,,hahaaaaa
maaf klo salah.....

NU TOBAT November 10, 2011 at 4:29 AM  

AL IMAM SYAFII YANG MEMBAGI BID'AH MENJADI DUA:
DENGan jelas ay shorih telah mengharamkan ma'tam (acara kumpul2 dirumah ahli mayyit)
coba kita kaji al umm.............. alhamdulillah.
ternyata apa yang udah jadi tradisi NU dan juga orang hindu udah di haramkan oleh imam besar orang nu dari dulu. lihat juga i'anatuttholibin dan fiqih ala madzahibil arba'ah. disana dinukil qoul2 (beserta dalili2ya)bhw ulama' syafiiyyah mengaharamkannya. dan tidak sekali-kali mereka para ulama' tsb memasukkannya dalam BID'AH HASANAH VERSINYA IMAM SYAFII.
INILAH BEDANYA BID'AH HASAANAH ala AL IMAM SYAFII DENGAN BID'AH HASANAH ala NU DAN PENGIKUTNYA YANG CENDERUNG MENONJOLKAN SIKAP FANATIK BERLEBIH YANG TIDAK PADA TEMPATNYA.

Anonymous November 13, 2011 at 3:05 AM  

@nu tobat

ente belajar lagi aja,...orang sekelas ustadz wahabbi (abul jauza) aja nggak faham en nggak mudeng madzhab syafii eh ente sok faham lebihin dr abul jauzaa...wkwkwk,apa lagi ente x yaa...
lihat disini :
obrolan abul jauza sm habib munzir...

http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=5858#5858

NU TOBAT November 15, 2011 at 9:02 PM  

ente belajar lagi aja,...orang sekelas ustadz wahabbi (abul jauza) aja nggak faham en nggak mudeng madzhab syafii eh ente sok faham lebihin dr abul jauzaa...wkwkwk,apa lagi ente x yaa...
lihat disini :
obrolan abul jauza sm habib munzir...

http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=5858#5858

==========================================================

WADOCHH.................. EMANG "HABIB" MUNDZIR HADAHULLOH TU LEBIH PAHAM APA DARI PENGARANG I'ANATUTTHOLIBIN YA BROW....???? SEMOGA ANDA DAN HABIB MUNDZIR YANG ANDA TAQLID BUTA KEPADANYA SEGERA BISA MEMAHAMI KONSEP MADZHAB AL IMAM SYAFII DENGAN BENAR. DIPAHAMI DENGAN PEMAHAMAN YANG BENAR, SESUAI DEANGAN PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN SHAHABAT ROSULULLAH. BUKAN DENGAN PEMAHAMAN ORGANISASI ATAU ORANG YANG DI ULAMA' ULAMA'KAN.

Anonymous November 21, 2011 at 9:15 AM  

saudaraq smua......daripada kita berdebat ttg hal yg akan mencerai beraikan kita mending,,,,kita bersatu... untuk mnerapkan syariat scra kaffah pada diri kita smua.....sperti yg d lakukan nabi,,,,awal hijriah dngn mendirikan institusi yg akan menjamin syariah bs diterapkan secara kaffah....institusi itu adalah,,KHILAFAH>>>....karena siapapun kita akan lebih mulia jk bs melaksanakan syaiat scra kaffah....,dan penerapan scra kaffah harus ada institusi yg melindunginya...karena tiada islm tanpa syariah,,, dan tiada syariah tanpa KHILAFAH...KARENA MUSUH DI luar yg mencoba untuk mengubur syariat telah menggunakan institusi untuk menghancurkannya maka dari itu kita jg harus pk institusi ,untuk menjaga syariat agar bs terus d terpkan....maka dari itu hentikan perdebat ini.....MARI KITA BERSATU...

Anonymous November 21, 2011 at 9:18 AM  

saudaraq smua......daripada kita berdebat ttg hal yg akan mencerai beraikan kita mending,,,,kita bersatu... untuk mnerapkan syariat scra kaffah pada diri kita smua.....sperti yg d lakukan nabi,,,,awal hijriah dngn mendirikan institusi yg akan menjamin syariah bs diterapkan secara kaffah....institusi itu adalah,,KHILAFAH>>>....karena siapapun kita akan lebih mulia jk bs melaksanakan syaiat scra kaffah....,dan penerapan scra kaffah harus ada institusi yg melindunginya...karena tiada islm tanpa syariah,,, dan tiada syariah tanpa KHILAFAH...KARENA MUSUH DI luar yg mencoba untuk mengubur syariat telah menggunakan institusi untuk menghancurkannya maka dari itu kita jg harus pk institusi ,untuk menjaga syariat agar bs terus d terpkan....maka dari itu hentikan perdebat ini.....MARI KITA BERSATU.

TIX...sambutkhilafah@yahoo.co.id

Anonymous December 1, 2011 at 7:12 PM  

Sing Podo SABAR... GITU AJA KOK REPOT.... HIX HIX HIX
ayo podo guyub rukun... ojo podo bertengkar dan merasa dirinya selalu benar gara2 syari'at dan tidak syari'at, sunnah dan tidak sunnah/bid'ah. Ilmu Alloh sangat luas melebihi syariat yang telah disyariatkan, melebihi sunnah yang telah disunnahkan.
bahkan apabila seluruh otak manusia yg ada di bumi dijadikan satu dan lautan dijadikan tintanya tak akan sanggup menuliskan ilmu ALLOH. Syariat itu adl bagian kecil dr ilmu Allah SWT.
jadi yang arif aja,cangkeme ojo podo gelut sesama umat. jgn sampai gara2 merasa paling benar kalian terjebak pada sifat sombong atau takabur, coba renungkan kisah nabi Musa & N khidir (dlm Alqur'an). nabi khidir membunuh anak, merusak perahu, memperbaiki rumah.
dlm kisah itu terdapat perbenturan syariat N.musa vs N khidir. ke 2 syariat itu bagian dr ilmu Allah. N.Musa tidak bisa bersabar menghadapi ajaran N.Khidir) karena menurut N.Musa perbuatan membunuh dan merusak adalah bertentangan dengan syari'atnya. tapi perbuatan membunuh dan merusaknya N.khidir juga benar.
jadi yg syariat adalah benar dan yang tidak syariat bisa juga benar dan tidak selamanya salah. yang benar adalah Allah saja.

Afif (insyaalah Nama Asli)
081392754818
nrsahabat@gmail.com

Anonymous December 8, 2011 at 9:20 AM  

anonymous : kalau masalah utang untuk jamuan itu kan terserah orangnya,kan nggk memaksa....

nu tobat2 December 9, 2011 at 2:06 AM  

INTINYA......
IMAM ALBARBAHARI BERKATA:
ISLAM ADALAH SUNNAH DAN SUNNAH ADALAH ISLAM.
kematian ada pada jaman nabi dan shohabatnya, tidak ada penghalang bg mereka untuk melaksanakan acara mirip upacara tahlilan (3hr,7hr,40hr,100hr,1th,2th, 1000hari kematian gaya nu itu. kalau itu disyariatkan MENGAPA NABI TIDAK MELAKSANAKAN??? apa nabi lupa??? apa nabi menutup-nutupinya???? atau lbh ekstrimnya apakah nabi berkhianat shg beliau ROSULULLOH tidak perlu menyampaikan n jg mencontohkan itu adalah '"KEBAIKAN"(>>>spt yang di klaim oleh org2 nu belakangan). padahal sebab dan tujuan nya ada pd jaman tsb?????

Anonymous November 22, 2013 at 8:23 AM  

assalam alaikum,
wahai saudaraku seiman, mari kita ramaikan shalat jamaah di masjid - masjid, suarau- surau, musholla - musholla, terlebih pada saat tiba waktu shalat fardhu ( rawatib ) tidak ada orang yg masih sibuk dengan dunianya, dan kembali bekerja dengan teku dan giat setelahnya,
mari kita rapatkan shaf - shaf jamaah kita,
dengan shalat rawatib selalu berjamaah, tidak perlu lagi kumpul - kumpul di rumah - rumah karena semua orang bertemu dan bertegur sapa di masjid.
dan tidak ada lagi hidup individual karena kita selalu bertemu di masjid.

LALU...... MASJID MANAKAH YANG SHAFNYA TIDAK RAPAT ?
MASJID MANAKAH YANG MASIH SEPI DARI JAMAAH ?
MASJID MANAKAH YANG HARUS DITUTUP KARENA TIDAK PUNYA JAMAAH ?

ini hanya sedikit penggugah daripada kita saling debat, saling menyalahkan, saling umpat dll, dll.

perkuat ukhuwah dalam satu iman, ISLAM.

wassalam

Anonymous March 19, 2016 at 11:03 PM  

assalaamu'alaikum
afwan akhi wa ukhti semua, saya cuma mengingatkan kepada saudara2 saya sesama muslim bahwa seharusnya kita sebagai sesama muslim tidak saling kafir mengkafirkan...
alangkah baiknya kita melihat cermin hati, apakah kita sudah menjadi manusia baik atau tidak ?
urusan kafir mengkafirkan itu hanya Allah SWT yang mengetahui, dan saudaraku waspadalah dengan yang namanya fitnah dunia
terus untuk acara tahlilan sendiri, saya mengajukan pertanyaan kepada akhi maupun ukhti di sini dan dari pertanyaan ini apakah ada yang mengandung unsur menyalahi aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT maupun pedoman yang kita pegang selama ini (Alqur'an dan hadist)..
1. Apa yang di baca pada saat tahlilan ?
2. Tujuan dari Tahlilan itu sendiri apa ?
3. lalu pada saat tahlilan itu, yang di doakan itu jasad orang yang sudah meninggal atau arwah (ruh) orang yang sudah meninggal ?
4. arwah (ruh) dan jasad maknanya sama atau beda ?
5. lalu apakah arwah (ruh) dan jasad itu sama2 benda mati ?
dari yang saya analisa tentang tahlilan ini, maka muncul beberapa pertanyaan yang diantaranya 5 diatas. (maaf kalau pertanyaan saya ada yg keliru) sehingga tidak bisa di pahami oleh saudaraku yang seiman.
dan saya mohon kepada akhi maupun ukhti, saya mengajukan pertanyaan ini supaya kita semua dapat bertukar pengetahuan bukan untuk mencari pembenaran, untuk itu saya mohon saudara2ku disini gunakan hati, jangan gunakan emosi (nafsu).
semoga Allah SWT melindungi kita semua dari tipu daya syetan laknatullah, semoga Allah membuka wawasan kita dalam menuntut ilmu guna bekal kita menuju jalan yang Allah ridhoi dan semoga Allah menjaga serta melindungi iman kita. ammin ya rabbal 'alamin...
jazakallah khairum...
wa'alaikum salam

Post a Comment

Links Referensi Indonesia

Links Referensi Timur Tengah

Pengikut

http://mp3upload.ca/

  © Blogger template 'External' by Ourblogtemplates.com 2009 | Redesign by Jasa Pembuatan Blog Mung Bisnis

Back to TOP