Friday, February 5, 2010

Kerancuan Pemikiran Hizbut Tahrir


Tidak jarang apabila Anda memasuki masjid-masjid di perkotaan, atau instansi-instansi publik seperti kantor pos dan lain-lain, Anda akan menemukan selebaran putih yang dibagikan secara gratis, dengan logo biru bertuliskan AL-ISLAM, dan tulisan artikel di bawahnya dengan tinta hitam. Buletin dakwah –demikian mereka menyebutnya-, yang terbit setiap hari Jum'at itu diterbitkan oleh saudara-saudara kita yang tergabung dalam organisasi politik Islam transnasional Hizbut Tahrir, yang di Indonesia dikenal dengan sebutan HTI.

Dari penampilan dan sikap aktifis-aktifis HTI, rata-rata mereka memiliki etika yang halus, tutur sapa yang lembut dan sopan, nada bicara dan retorika yang bagus dalam presentasi dan berargumentasi, memiliki militansi dan ghirah yang hebat terhadap Islam, cita-cita dan kesadaran yang tinggi untuk menegakkan penerapan syariat Islam dalam segala lini kehidupan, dan tentu saja –yang terpenting menurut mereka- tegaknya khilafah Islam sebagai sistem pemerintahan yang dianut kaum Muslimin. Demikian kira-kira ciri khas yang tidak jarang dimiliki aktifis HTI yang rata-rata terdiri dari kalangan terpelajar dan cerdas.

Meskipun demikian, organisasi politik yang didirikan oleh Taqiyuddin al-Nabhani (1909-1979) ini, hingga saat ini masih menghadapi berbagai rintangan dalam memperjuangkan cita-citanya, terutama dari ormas-ormas Islam lain yang terus berupaya menghalau laju pergerakan HTI, yang kian hari masih terus diminati oleh masyarakat kampus di berbagai perguruan tinggi. Di negara-negara Arab sendiri, HT relatif tidak berkembang, bahkan perkembangannya jauh lebih subur di Indonesia.
Dan sudah barang tentu, keberatan ormas-ormas Islam lain seperti Nahdlatul Ulama, terhadap HTI bukan tanpa alasan. Mereka memiliki alasan-alasan yang kuat yang patut dipertimbangkan dengan pikiran yang jernih dan disadari dengan hati nurani yang paling dalam, terutama oleh kaum HTI sendiri. Setidaknya berikut ini akan dikemukakan beberapa hal perbedaan HTI dengan kaum Muslim Indonesia:

Pertama, ideologi dan pola pikir HTI, berbeda dengan ideologi dan pola pikir mayoritas Muslim di Indonesia. Selama ini mayoritas Muslim di negeri ini memperjuangkan dan menganut faham Ahlussunnah Wal-Jama'ah dalam ideologi dan mengikuti pola pikir bermadzhab dalam amaliyah sehari-hari. Sementara al-Nabhani –pendiri HTI- dalam kitab-kitab yang ditulisnya sebagai rujukan pergerakan HTI, memiliki pandangan yang berbeda. Dalam ideologi tidak menganut Ahlussunnah, dalam furu' tidak bermadzhab. Perbedaan ideologi dan pola pikir HTI dengan mayoritas Muslim lain di negeri ini sudah barang tentu akan membuat perpecahan baru di kalangan Muslim antara HTI dengan yang lain, sehingga bukan mempermudah tegaknya khilafah dan kesatuan umat, tetapi akan menggerus ukhuwah Islamiyah sesama Muslim. Dengan pola pikir anti madzhab ala HT, akan dapat pula memutus hubungan kaum Muslimin dengan pendahulunya yang bermadzhab pada saat-saat khilafah masih ditegakkan.

Kedua, sejak dulu kala kaum Muslim Indonesia meyakini bahwa rukun iman jumlahnya ada enam. Yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari pembalasan dan qadar (kepastian) Allah, yang baik dan yang buruk. Tetapi HTI, sebagaimana ditegaskan oleh al-Nahbani dalam al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah (1/43), meyakini bahwa rukun iman seorang Muslim hanya ada lima, yaitu selain qadha' dan qadar Allah.

Ketiga, Ahlussunnah Wal-Jama'ah meyakini dan mengikuti metodologi ta'wil terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang dianggap mutasyabihat. Penakwilan terhadap ayat-ayat mutasyabihat ini telah diajarkan oleh sahabat dan ulama salaf yang saleh seperti Ibn Abbas, Sufyan al-Tsauri, al-Bukhari, Ahmad bin Hanbal, al-Thabari, Ibn Hibban dan lain-lain. Sementara al-Nabhani dalam kitab al-Syakhshiyyah (1/53) berpandangan, bahwa ta'wil itu sebenarnya berasal dari ahli kalam sejak awal abad keempat Hijriah, bukan dari ulama salaf yang saleh. Sudah barang tentu, pernyataan al-Nabhani ini murni kebohongan dan pemalsuan yang tidak selayaknya dimiliki oleh kaum yang mengklaim bercita-cita mendirikan negara Islam atas nama khilafah. Pantaskah kelompok yang mengklaim menegakkan khilafah Islamiyah berbohong?

Keempat, al-Nabhani dalam kitab al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah (1/70) berpandangan bahwa seluruh ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah sejak dulu hingga sekarang telah gagal alias tersesat dan menyesatkan umat dalam menjelaskan persoalan qadha' dan qadar, sehingga al-Nabhani menilai Ahlussunnah Wal-Jama'ah itu sebenarnya aliran Jabariyah. Pernyataan al-Nabhani yang secara terus terang menohok seluruh ulama panutan umat ini sangat tidak pantas dan tidak layak diikuti. Pernyataan tersebut menggambarkan kesombongan al-Nabhani, yang beranggapan dirinya lebih pandai dan lebih alim daripada seluruh ulama yang ada sebelumnya. Bahkan ia menganggap seluruh ulama telah tersesat. Padahal berdasarkan ijma' ulama, orang yang berpandangan dengan suatu pendapat yang berimplikasi pada penilaian sesat terhadap seluruh umat adalah kafir secara definitif. Na'udzu billah min dzalik.

Kelima, al-Nabhani (1/74) berpandangan bahwa pemaknaan qadha' dan qadar seperti yang terdapat dalam seluruh kitab Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah nihil dan dibuat-buat oleh ahli teolog (mutakallimin). Pernyataan al-Nabhani ini termasuk kebohongan murahan, karena para ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah memberikan pemaknaan qadha' dan qadar dalam kitab-kitab mereka didasarkan pada dalil-dalil al-Qur'an dan al-Sunnah. Justru pernyataan al-Nabhani yang membebek terhadap Mu'tazilah, yang anti qadha' dan qadar, telah keluar dari ajaran al-Qur'an dan Sunnah. Dalam hadits riwayat Abu Dawud, al-Baihaqi, al-Hakim dan lain-lain disebutkan, al-Qadariyyah Majus Hadzihi al-Ummah (kelompok Qadariyah –aliah Mu'tazilah dan HT-, adalah sama dengan penganut Majusi dalam umat ini).

Keenam, al-Nabhani dan petinggi-petinggi HT yang lain, tidak jarang mengeluarkan fatwa-fatwa kontroversial dan melenceng dari ajaran Islam, seperti fatwa bolehnya berjabatan tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan istri dan bukan mahram. Sudah barang tentu fatwa ini tidak akan memudahkan tegaknya syariat Islam, bahkan menjadi jalan mulusnya dekadensi moral pemuda Muslim yang semakin hari memang semakin jauh dari nilai-nilai agama akibat serangan budaya Barat yang menerjang negara-negara Muslim. Bahkan lebih jauh lagi, sebagian petinggi HT ada yang berfatwa bolehnya ciuman laki-laki dengan perempuan bukan istri dan bukan mahram, seperti dalam selebaran yang pernah disebarkan HT di Lebanon pada awal-awal berdirinya HT.

Demikian beberapa contoh pandangan-pandangan kontroversial al-Nabhani dan HT yang berbeda dengan ideologi dan ajaran kaum Muslimin di dunia. Hal tersebut harus menjadi pertimbangan bagi saudara-saudara Muslim yang masih aktif di HTI, agar segera bertaubat, keluar dari HTI dan kembali ke pangkuan ajaran Islam yang benar, agar tidak termasuk, "orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. al-Kahf:104). Wallahul muwaffiq.




Jangan lupa baca yang ini juga



18 comments:

RAHMAT October 25, 2010 at 11:27 PM  

TULISAN TOLONG DISERTAKAN DENGAN KUTIPANNYA
SEPERTI HTI PUNYA 5 RUKUN IMAN ITU TOLONG DIPASANG KUTIPANNYA DARI TAQIYUDIN YG MENDIRIKANNYA

Anonymous November 28, 2010 at 10:18 PM  

mohon pencerahan, ust. ttg klaim bahwa khilafah adlh ajaran ASWAJA...

http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=524&Itemid=48

...Kesatuan Aswaja dan Khilafah ini akan lebih dapat dipastikan lagi, jika kita menelaah kitab-kitab yang membahas aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dalam kitab-kitab aqidah itu, semuanya menetapkan wajibnya Khilafah. Dalam kitab Al Fiqhul Akbar (Bandung : Pustaka, 1988), karya Imam Abu Hanifah (w. 150 H) dan Imam Syafi'i (w. 204 H), terdapat pasal yang menegaskan kewajiban mengangkat imam (khalifah) (pasal 61-62).

Dalam kitab Al-Farqu Baina Al-Firaq, karya Imam Abdul Qahir Al-Baghdadi (w. 429 H) menerangkan 15 prinsip Aswaja. Prinsip ke-12 adalah kewajiban adanya Khilafah (Imamah). Kata Abdul Qahir al-Baghdadi,"Inna al-imaamah fardhun 'ala al-ummah." (sesungguhnya Imamah [Khilafah] fardhu atas umat). (Lihat Imam Abdul Qahir Al-Baghdadi, Al-Farqu Baina Al-Firaq, Beirut : Darul Kutub Al-Ilmiah, 2005, hal. 270). Dalam kitab Al-Masa`il Al-Khamsuun fi Ushul Ad-Din hal. 70, karya Imam Fakhruddin Ar-Razi (w. 606 H) beliau mengatakan,"Mengangkat Imam [khalifah] adalah wajib atas umat Islam." Pernyataan serupa juga ditegaskan oleh Imam Ibnu Hazm (w. 456 H) dalam kitabnya 'Ilmu Al-Kalam 'Ala Mazhab Ahlis Sunnah wal Jamaah hal. 94 pada bab Mas`alah fi Al-Imamah.

Hal yang sama juga terdapat dalam kitab Al-Hushuun Al-Hamidiyah, karya Sayyid Husain Efendi, hal.189, beliau mengatakan,"Ketahuilah bahwa wajib atas kaum muslimin secara syara' untuk mengangkat seorang Khalifah..." (i'lam annahu yajibu 'ala al-muslimin syar'an nashb al-khalifah...).

Selain dalam kitab-kitab aqidah seperti dicontohkan di atas, dalam kitab-kitab tafsir, hadits, atau fiqih akan ditemukan kesimpulan serupa bahwa Khilafah memang kewajiban syar'i menurut paham Aswaja. Imam Al-Qurthubi dalam tafsir Al-Qurthubi (1/264) menyatakan,"Tidak ada perbedaan pendapat mengenai wajibnya yang demikian itu [Khilafah] di antara umat dan para imam, kecuali yang diriyawatkan dari Al-Asham, yang memang asham (tuli) dari syariah (laa khilaafa fi wujubi dzaalika baina al-ummah wa laa baina al-aimmah illa maa ruwiya 'an al-asham haitsu kaana 'an asy-syariah asham...). Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (12/205) berkata,"Ulama sepakat bahwa wajib atas kaum muslimin mengangkat seorang khalifah." (ajma'uu 'alaa annahu yajibu 'ala al-muslimin nashbu khalifah). Imam Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthoniyah hal. 5 berkata,"Mengadakan akad Imamah bagi orang yang melaksanakannya di tengah umat, adalah wajib menurut ijma'." (aqdul imamah liman yaquumu bihaa fi al-ummah waajibun bil ijma'). ...

Anonymous November 28, 2010 at 10:19 PM  

mohon pencerahn, ust. ttg klaim bahwa khilafah adal ajaran ASWAJA

http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=524&Itemid=48

dian January 8, 2011 at 3:50 AM  

Tulisan ini akan bisa diterima jika disertai dengan kutipan-kutipannya.
Jangan sampai terjadi fitnah diantara kaum muslimin.

shofwan January 19, 2011 at 4:48 PM  

Assalaamu `alainaa!!
kita harus belajar berusaha, jangan hanya ingin disuapi saja. Cari referensi sendiri kan di atas sudah disebutkan fatwa-fatwa Imamnya. Nah, berarti kita tinggal mencari kitabnya...syukron

Anonymous February 20, 2011 at 4:25 PM  

Diantara kesalahan penulis, Tabayun
Tolong penuls ini segera bertaubat kepada Allah atas berbagai tulisannya yang tak akurat,misalnya
1. HTI tidak bermadzab. Ini adalah kesalahfahaman dia karena melihat hti disamakan dengan organisasi lain yang ada. Organisasi massa biasanya menganut madzab tertentu. HTI bukan ormas tapi parpol Islamy, bertujuan melanjutkan kehidupan Islam dalam naungan khilafah rasyidah. Perjuangan politik ini harus didukung oleh umat Islam dari seluruh madzab. Apalagi negara khilafah bukanlah negara madzab. Jadi khilafah bukan milik wahabi, mu'tazilah (sejarah al makmun),apalagi negara hizbut tahrir. Masih ingatkah anda peristiwa penolakan Imam Malik Rahimakumullah atas gagasan Khalifah Abu Ja'far Al mansur yang hendak adopsi kitab al muwatho' sebagai UUD negara. Disinilah keunikan HT, sehingga tak terbendung oleh siapapun, dan para Ulama pun merasa nyaman untuk bergabung dengan HTI. Kenapa, karena dalam soal ibadah, HT tidak meminta terikat pada satu pendapat. HT hanya mentabanni ahkamun 'ammah saja. Inilah penejelasan gamblang bahwa HT bukanlah madzab.
2. Soal jabat tangan dan ciuman tolong kaji kitab Nidzam Al Islamy, jangan jadi korban fitnah orang lain. Syukron

Anonymous February 20, 2011 at 4:29 PM  

ralat: bukan nidzam Al islamy, tapi nidzam al Ijtima'iy. Atau baca Masyru' Dustur. Maaf.

Anonymous February 27, 2011 at 11:11 PM  

fanatik madzhab tertentu hanya untuk cari enaknya saja boleh ndak??????

Anonymous June 24, 2011 at 12:33 AM  

ini tulisan siapa? gak ada dasar argumen & gak menyertakan kutipan, cacad.

Anonymous July 4, 2011 at 10:21 PM  

AKAN ADA SLALU PEMBAWA KAYU BAKAR DI SETIAP HAMPARAN LADANG SUBUR YG SIAP DITANAMI POHON2 YG AKAN MENGHASILKAN BUAH MANIS..DMANA PETANI ITU SLALU SABAR MENANAM DAN MERAWAT TANAMANNYA,,FITNAH D CABARAN ADLH UJIAN YG AKAN MEMBUATNYA HATI2 DAN WASPADA, MENGUATKAN LANGKAHNYA DIJALAN PERJUANGAN...SUBUR YG SIAP DITANAMI POHON2 YG AKAN MENGHASILKAN BUAH MANIS..DMANA PETANI ITU SLALU SABAR MENANAM DAN MERAWAT TANAMANNYA,,FITNAH D CABARAN ADLH UJIAN YG AKAN MEMBUATNYA HATI2 DAN WASPADA, MENGUATKAN LANGKAHNYA DIJALAN PERJUANGAN...

Anonymous July 10, 2011 at 12:52 AM  

jangan2 orang yang tahlilan juga termasuk yang disebutkan ayat alqurannya itu "orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." Saya bukan orang HTI, tapi dari tulisan ini ada kesan eksplisit menyalahkan HTI... maka lebih baik menulislah dengan seimbang kawan...

Boestan July 19, 2011 at 11:43 AM  

assalamualaikum...
tolong buat saudaraku penulis artikel diblog ini atau website ini agar sgera merspon komentar2 ttg bantahan atau penolakan atau tulisan2 yang trposting di situs ini...agar semuax dapat pencerahan dan biar tidak semakin terus berlarut-larut saling menyalahkan atau bahkan saling menghina...saya khwatir komentar2 bantahan yang ada, jika terus dibiarkan akan menjadi alasan mereka bahwa tulisan di blog ini hanya dianggap sbg sampah, fitnah atau lebih...oleh karena itu, saya memohon kepada penulis atau siapa saja yang mengelola websie ini segera merespon bantahan2 tersebut...dan sebagai warga nahldiyin saya berharap umat islam bersatu dalam aswaja...atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih...

Anonymous August 9, 2011 at 2:33 AM  

Kalau Imam Syafii Sendiri mahdzabnya apa ya kawan...? he he he ...

Anonymous August 12, 2011 at 3:22 AM  

@ HTI-ers. Kang sampean hidup di mana? Ini Indonesia bukan Arab, sampean kayane ngotot banget mengkritisi islam yang ada di Indonesia utamanya NU dan Muhammdiyah. maksudnya apa? Sampean dapat jaminan masuk [tiket] surga ya dari HTI ya? Ingat yang bisa menjamin Anda [manusia] masuk surga dan Neraka itu hanya ALLah SWT?

Dan sudah berbuat apa Anda untuk INdonesia ini, bukankah hubbul Wathon minal iman mencintai negeri [tanah kelahiran] bagian dari iman. Kalau hanya setiap hari berjuang dang berjuang tapi hati penuh kebencian, itukah yang dinamakan islam? Baginda Rasul MUhammad SAW dalam memperjuangkan islam bukan dengan kekerasan.

Sudah berbuat apa untuk Negeri ini? kalau disekitar Anda masih banyak orang kelaparan, kemisikinan, dan kebodohan. Hmmmm aneh....
Kerasnya hati menunjukan Anda bukan orang islam sejati, Islam itu berarti damai bukan rusuh...

Sudah beramal apa Anda untuk Tanah air ini?

salam I am moslem

Anonymous October 31, 2011 at 2:29 AM  

astaghfirullah taubat dari memfitnah saudaranya sendiri,HT ikhlas lillahita'ala memperjuangkan hukum Allah,sungguh suatu penyesatan ketika anda mengatakan yang tidak sebenarnya,ingat hari pertanggungjawaban

Anonymous November 28, 2011 at 9:01 PM  

HT itu produk impor kan di Indonesia.

Wono abdurahman al fatih November 30, 2011 at 3:29 AM  

Siapa yg harusnya brtaubat?
Siapa yg brbohong?
Siapa yg memecah belah Umat?
HT atau NU mari drenungkan!
Tidak prlu banyak bicara, yg penting instropeksi diri apa yg tlah kita perbuat untuk mnolong diinulloh?

Aisyah M.Yusuf October 10, 2017 at 9:47 AM  


Umat Islam telah terperosok ke dalam sistem kehidupan berasaskan paham sekularisme.
https://bogotabb.blogspot.co.id/

Post a Comment

Links Referensi Indonesia

Links Referensi Timur Tengah

Pengikut

http://mp3upload.ca/

  © Blogger template 'External' by Ourblogtemplates.com 2009 | Redesign by Jasa Pembuatan Blog Mung Bisnis

Back to TOP