Friday, January 15, 2010

Kisah Insyafnya Seorang Ulama Wahhabi


Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin –ulama Wahhabi kontemporer yang sangat populer-, mempunyai seorang guru yang sangat alim dan kharismatik di kalangan kaum Wahhabi , yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa'di, yang dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa'di. Ia memiliki banyak karangan, di antaranya yang paling populer adalah karyanya yang berjudul, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti manhaj pemikiran Wahhabi. Meskipun Syaikh Ibnu Sa'di, termasuk ulama Wahhabi yang ekstrim, ia juga seorang ulama yang mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu datangnya.

Suatu ketika, al-Imam al-Sayyid 'Alwi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (ayahanda Abuya al-Sayyid Muhammad bin 'Alwi al-Maliki) sedang duduk-duduk di serambi Masjid al-Haram bersama halqah pengajiannya. Sementara di bagian lain serambi Masjidil Haram tersebut, Syaikh Ibnu Sa'di juga duduk-duduk. Sementara orang-orang di Masjidil Haram larut dalam ibadah shalat dan thawaf yang mereka lakukan. Pada saat itu, langit di atas Masjidil Haram penuh dengan mendung yang menggelantung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan yang sangat lebat. Tiba-tiba air hujan itu pun turun dengan lebatnya. Akibatnya, saluran air di atas Ka'bah mengalirkan airnya dengan derasnya. Melihat air begitu deras dari saluran air di atas kiblat kaum Muslimin yang berbentuk kubus itu, orang-orang Hijaz seperti kebiasaan mereka, segera berhamburan menuju saluran itu dan mengambil air tersebut, dan kemudian mereka tuangkan ke baju dan tubuh mereka, dengan harapan mendapatkan berkah dari air itu.

Melihat kejadian tersebut, para polisi pamong praja Kerajaan Saudi Arabia, yang sebagian besar berasal dari orang Baduwi daerah Najd itu, menjadi terkejut dan mengira bahwa orang-orang Hijaz tersebut telah terjerumus dalam lumpur kesyirikan dan menyembah selain Allah SWT. Akhirnya para polisi pamong praja itu berkata kepada orang-orang Hijaz yang sedang mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air Ka'bah itu, "Jangan kalian lakukan wahai orang-orang musyrik. Itu perbuatan syirik. Itu perbuatan syirik."

Mendengar teguran para polisi pamong praja itu, orang-orang Hijaz itu pun segera berhamburan menuju halqah al-Imam al-Sayyid 'Alwi al-Maliki al-Hasani dan menanyakan prihal hukum mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka'bah itu. Ternyata Sayyid 'Alwi membolehkan dan bahkan mendorong mereka untuk melakukannya. Akhirnya untuk yang kedua kalinya, orang-orang Hijaz itu pun berhamburan lagi menuju saluran air di Ka'bah itu, dengan tujuan mengambil berkah air hujan yang jatuh darinya, tanpa mengindahkan teguran para polisi baduwi tersebut. Bahkan mereka berkata kepada para polisi baduwi itu, "Kami tidak akan memperhatikan teguran Anda, setelah Sayyid 'Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan mengambil berkah dari air ini."

Akhirnya, melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan teguran, para polisi baduwi itu pun segera mendatangi halqah Syaikh Ibnu Sa'di, guru mereka. Mereka mengadukan perihal fatwa Sayyid 'Alwi yang menganggap bahwa air hujan itu ada berkahnya. Akhirnya, setelah mendengar laporan para polisi baduwi, yang merupakan anak buahnya itu, Syaikh Ibnu Sa'di segera mengambil selendangnya dan bangkit menghampiri halqah Sayyid 'Alwi dan duduk di sebelahnya. Sementara orang-orang dari berbagai golongan, berkumpul mengelilingi kedua ulama besar itu. Dengan penuh sopan dan tatakrama layaknya seorang ulama, Syaikh Ibnu Sa'di bertanya kepada Sayyid 'Alwi: "Wahai Sayyid, benarkah Anda berkata kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang turun dari saluran air di Ka'bah itu ada berkahnya?"
Sayyid 'Alwi menjawab: "Benar. Bahkan air tersebut memiliki dua berkah."
Syaikh Ibnu Sa'di berkata: "Bagaimana hal itu bisa terjadi?"
Sayyid 'Alwi menjawab: "Karena Allah SWT berfirman dalam Kitab-Nya tentang air hujan:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا
"Dan Kami turunkan dari langit air yang mengandung berkah." (QS. 50:9).
Allah SWT juga berfirman mengenai Ka'bah:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا
"Sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di Bekkah (Makkah), yang diberkahi (oleh Allah)." (QS. 3:96).
Dengan demikian air hujan yang turun dari saluran air di atas Ka'bah itu memiliki dua berkah, yaitu berkah yang turun dari langit dan berkah yang terdapat pada Baitullah ini."

Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa'di merasa heran dan kagum kepada Sayyid 'Alwi. Kemudian dengan penuh kesadaran, mulut Syaikh Ibnu Sa'di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia, sebagai pengakuannya akan kebenaran ucapan Sayyid 'Alwi: "Subhanallah (Maha Suci Allah), bagaimana kami bisa lalai dari kedua ayat ini." Kemudian Syaikh Ibnu Sa'di mengucapkan terima kasih kepada Sayyid 'Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halqah tersebut. Namun Sayyid 'Alwi berkata kepada Syaikh Ibnu Sa'di: "Tenang dulu wahai Syaikh Ibnu Sa'di. Aku melihat para polisi baduwi itu mengira bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin dengan mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka'bah itu sebagai perbuatan syirik. Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan orang dan mensyirikkan orang dalam masalah ini sebelum mereka melihat orang yang seperti Anda melarang mereka. Oleh karena itu, sekarang bangkitlah Anda menuju saluran air di Ka'bah itu, lalu ambillah air di situ di depan para polisi baduwi itu, sehingga mereka akan berhenti mensyirikkan orang lain." Akhirnya mendengar saran Sayyidn 'Alwi tersebut, Syaikh Ibnu Sa'di segera bangkit menuju saluran air di Ka'bah. Ia basahi pakaiannya dengan air itu, dan ia pun mengambil air itu untuk diminumnya dengan tujuan mengambil berkahnya. Melihat tingkah laku Syaikh Ibnu Sa'di ini, para polisi baduwi itu pun pergi meninggalkan Masjidil Haram dengan perasaan malu. Semoga Allah SWT merahmati Sayyidina al-Imam 'Alwi bin 'Abbas al-Maliki al-Hasani. Amin.

Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah, dalam kitab Tsabat (kumpulan sanad-sanad keilmuannya). Beliau termasuk salah seorang saksi mata kejadian itu.



Jangan lupa baca yang ini juga



27 comments:

Anonymous January 24, 2010 at 1:33 AM  

bagaimana dengan ibn sa'di sendiri,apakah beliau tetap berfahamkan wahaby seperti halya muridya.bagaimana penerimaan syeih utsaimin melihat gurunya seperti itu?

Anonymous February 17, 2010 at 10:13 PM  

Apa yang dimaksud berkah, misal di 7:96 "pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi"?

Setahu saya QS 50:9 artinya:
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak berkah (manfaat) lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.

Sehingga berkah (manfaat) air adalah untuk menyuburkan tanah.

mahdi November 8, 2010 at 9:00 AM  

Kebenaran kisah tsb sangat diragukan, karena yg menceritakan adalah ahlul bid’ah yg tidak bisa kita percaya, apalagi kisah tersebut mendukung bid’ah mereka. Dalam ilmu hadits, jika seorang perawi ahli bid’ah meriwayatkan hadits yg mendukung bid’ahnya, maka riwayatnya tidak bisa kita terima sampai terbukti kebenarannya lewat riwayat perawi lain yg bukan ahli bid’ah.

Memang air hujan mengandung berkah, dan ka’bah juga diberkati, tapi mengambil berkah dengan cara seperti itu –sejauh yang ana ketahui– tidak pernah diajarkan oleh Nabi maupun para sahabatnya. Dan kalau lah hal itu merupakan amal shalih yg dianjurkan, mana mungkin Nabi tidak memerintahkannya, padahal ketika thawaf Nabi tidak mengusap-usap tembok ka’bah seluruhnya karena mencari berkah, namun hanya hajar aswad dan rukun yamani. lalu menempelkan dada dan pipinya di multazam, bukan di bagian ka’bah lainnya. Nah, siapa yg lebih ‘demen’ kepada berkah dan amal shalih: Alwi Al Maliki ataukah Nabi dan para sahabatnya?

Hmm, kalau cara berdalil spt itu kita ikuti, ana khawatir mereka akan menyuruh orang-orang spy mengambil tanah dari sekitar masjidil haram dan masjidil aqsha karena dlm surat Al Isra’ Allah mengatakan:
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى التي باركنا حولها
Maha suci Allah yg telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari dari masjidil haram ke masjidil aqsha yang Kami berkahi di sekelilingnya.

Atau bahkan mengambil tanah dari seluruh wilayah bumi, karena bumi kan juga diberkati oleh Allah? coba simak ayat berikut:
وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها… الآية (سورة فصلت: 9
Dia (Allah) menciptakan gunung-gunung di atas bumi, dan memberkati bumi tersebut serta menentukan kadar makanan yg disimpannya…al ayat.

Apakah ini berarti kita disuruh berguling-guling di atas tanah untuk mencari berkah?
Mereka (NU) sdh kehabisan dalil untuk membela kebatilan mereka, shg berdalil dengan membikin dongeng-dongeng menggelikan spt itu… dibilang wahabi insyaf, wahabi tobat, dsb… Mana buktinya kalau Syaikh Sa’di insyaf? Mestinya mereka menukil statemen beliau dari kitab Syaikh Sa’di yg banyak beredar, bukan dari dongeng yg tidak bisa dilacak kebenarannya tersebut…

Mr.Mung November 8, 2010 at 3:00 PM  

@mahdi; yg ahli bid'ah apakah pasti masuk neraka?
apakah anda termasuk orang yang bukan ahli bid'ah?

Anonymous January 3, 2011 at 7:16 PM  

Ngalap berkah air hujan dari grojogan ka'bah, sekalipun kelihatan lucu dan menggelikan, tentu tidak bisa dikatakan sebagai amalan syirik, walaupun juga bukan amalan sunnah. Itu hanyalah sebuah ekspresi orang-orang awam dari adanya rasa mahabbah pada baitullah. Tidak ngelakoni juga tidak apa2.. Nyatanya Syeikh Alawi tetap duduk-duduk saja, tidak menyuruh, hanya membiarkan. Tenang sajalah..Saudara-saudaraku wahabi, jangan khawatir mereka akan menjadi musyrik.

Rahman January 18, 2011 at 5:16 AM  

@ MAhdi
Jadi orang harus cerdas, pelajarai Al-Qur'an dengan ilmunya...

Ian Bukanu January 24, 2011 at 11:47 PM  

@Mahdi:biasalah NU kalo untuk mempertahankan kebid'ahnya akan ditempuh segala cara...yg penting kehormatan duniawi mereka tidak tergoyangkan termasuk kalo perlu mengarang cerita yg tidak ada dasarnya seperti di atas

Admin January 29, 2011 at 1:41 AM  

Intinya mari kita lebih banyak membaca dan membaca lagi, tapi usahakan dengan ada gurunya biar bukan syetan yg menjadi gurunya, tidak terjerumus dalam pemahaman yg keliru. makna dalam ayat Al-Quran sangatlah luas tidak sebatas dalam terjemah kata saja.

jadi kita tidak mudah memusyrikan, mengkafirkan orang lain. pernah sy mendengarkan ceramah seorang Kyai: yg gampang mengkafirkan dan memusyrikan orang itu orang yg masih sedikit baca buku/ kitabnya (intinya masih sedikit sekali ilmunya), bukan orang pintar!
bagaimana dengan anda? orang pintar apa sok pintar? :-)

Karman January 30, 2011 at 4:59 PM  

Mari kita renungkan bersama ayat berikut :
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (QS. 29 : 69 ).

Anonymous February 13, 2011 at 1:40 AM  

yuk ngaji bareng yuk...!tampaknya kita (Mr.Mung & Rahman )juga masih perlu banyak belajar.... agar tambah ilmu dan tak ngikut gitu saja apa kata orang(apapun sebutannya)kecuali rasul shalallahu alaihi wasalam.

Anonymous April 5, 2011 at 2:41 AM  

Alhamdulillah Alloh telah menjadikan aq orang NU, kelompok/organisasi yg tdk dg mudahnya mengkafirkan dan memusyrikkan golongan lain, organisasi yg santun, orng yg mengkafirkan/memusyrikkan orang lain jika orang tersebut tdk terbukti kafir/syirik maka tuduhan tsb akan kembali kpd orang yg menuduh,dalilnya cari sendiri di hadist 101 bukunya kecil tp mentes,apabila ada yg salah mohon dibetulkan wal'afwu minkum,,,,,,,,,,

Anonymous May 20, 2011 at 8:03 PM  

ciri2 orang2 NU salah satunya gampang mlintir-mlintir berita...malah terlihat kedangkalan ilmunya nih....artikel ini rasanya cocok untuk kebanyakan tukang becak dipinggir jalan....yah baiknya orang NU kalo cari uang jangan ngomong n bawa2 agama dah..lebih baik itu pasang iklan aja : "jika anda mempunyai masalah tanah, mencari tenaga keamanan gereja atau keamanan pasar...silahkan hubungi team aswaja NU atau banser..cukup rp.1000/orang dijamin masalah anda tuntas.." hahaha

Anonymous May 31, 2011 at 8:42 PM  

tukang becak juga manusia.....jangan suka meremehkan orang...banyak tukang becak yang ilmunya lebih tinggi dri kita

anak nu June 2, 2011 at 4:04 PM  

sebetulnya wahabi yg bener2 alim memang demikian mau menerima fakta kebenaran walau dari orang lain.tapi wahabi sekarang ini sok alim plg bener sendiri jadi ya percumah di kasii dalil tetep aja keras kepala memang orang sombong tdk mau menerima kebenaran.sekarang melihat fakta aja dak usah debat2an,wong debat beraninya jg cuma lewat internet,tiap diundang untuk debat gak mau datang. siapa yg mengikuti sunah dan siapa yg menghapus sunah kalo jernih hatinya,tdk sombong pasti bs jawab.

Anonymous June 12, 2011 at 9:31 PM  

Mudah nya mem-bi'da-ah kan orang..terlihat dangkalnya pemahaman agama..

fakta2 ttg wahabi dan sejarah kelam nya pun ada...tapi tetap saja menyangkal dan sibuk meng-kafir-kan saudaranya sendiri...

Abu Mahdi Az Zakariyya June 29, 2011 at 7:40 AM  

assalamu'alaikum akhi? ini adalah sanggahan dari tulisan diatas. mohon buka situs : http://qiblati.com/bantahan-syubhat-%e2%80%98alawi-al-maliki-dan-%e2%80%98abdurrahman-bin-sa%e2%80%99di.html
semoga bisa melegakan hati dan memberi penerangan hati kita agar jangan asal membuat cerita yg rancu. terima kasih

Abu Mahdi Az Zakariyya June 29, 2011 at 7:42 AM  

http://qiblati.com/bantahan-syubhat-'alawi-al-maliki-dan-abdurrahman-bin-sa'di.html

Anonymous July 16, 2011 at 2:05 AM  

Ada bantahan yang bagus dari artikel diatas yg dimuat di majalah Qiblati, silakan dibaca dan direnungkan... bagi orang yang berakal!

Anonymous July 27, 2011 at 6:21 AM  

http://qiblati.com/bantahan-syubhat-‘alawi-al-maliki-dan-‘abdurrahman-bin-sa’di.html

Masya Allah, masak cerita bohong dan dusta seperti ini kalian posting di blog sampean?

Sebaiknya segera dihapus atau diedit kalau cerita ini adalah kebohongan semata. Walhamdulillah.

Anonymous July 28, 2011 at 8:22 AM  

Dialog palsu kok dipelihara dan dimuat di blog aswaja NU....ck ck.Menggelikan,...

Anonymous July 28, 2011 at 8:28 AM  

Cerita2 palsu tersebut banyak beredar. bahkan ada yang tega memuat di Buletin Jum'at..

Unknown October 7, 2011 at 12:26 AM  

maaf ana bingung harus gimana? nangis krn malu atau tertawa krn lucu??

Kang Loeth'f October 15, 2011 at 9:31 AM  

Wong NU mesti harus Tasamuh-Tawasuth-Tawazun-Ta'adul. Pancene repot memberi pengertian pada orang yang sdh kerasukan Virus Wahabi soale buku bedo- guru bedo-cara belajar bedo- cara memahami yo bedo. Pokok'e bedo tok. yang Wahabi merasa dirinya paling bener selain dia semua dianggap/dituduh kafir. Jadi sing kafir iku yo sing ngarani.Iki jare hadist, kalo gak percaya hadits ya sudah berarti tdk percaya pada ....

Anonymous November 7, 2011 at 11:50 PM  

biasalah kalau wahabi sudah terdesak bilangnya itu palsu..itu palsu..padahal sendirinya yang palsu.

NU TOBAT November 10, 2011 at 3:49 AM  

kalau sunnah nabinya saja bisa di PLINTIR,AY DI MODIFIKASI,AY DI UBAH2 SESUAI SELERA DAN KONDISI. SEHINGGA NAMPAK DENGAN JELAS DAN GAMBLANG KURANG (atau lebih cocok TIDAK) KAFFAH DALAM MENERIMA SUNNAH. APALAGI CUMA MEMBUAT CERITA FIKTIF LAGI TIDAK KREDIBEL KAYA' GENE, TENTUNYA AKAN LEBBIH MUDAH LAGI. SATU LAGI............ TELAH NAMPAK BUKTI KEBATILAN AHLUL AHWA.

Unknown April 9, 2014 at 12:52 AM  

wahabi y gitu merasa paling baik dan benar dan paling yakin haya golongan y yg masuk surga,padahal jauh sekali dari sunnah,aq mau naya sunnah yg bagai mana yg kalian jalani selama kalian hidup

Ahmad Afief Amrullah December 31, 2015 at 5:56 PM  

Barakah hujan itu ya gak cuma di tanah, tapi kalau hujan pertama memang ada haditsnya setahu saya untuk berkah ke manusianya langsung.

Post a Comment

Links Referensi Indonesia

Links Referensi Timur Tengah

Pengikut

http://mp3upload.ca/

  © Blogger template 'External' by Ourblogtemplates.com 2009 | Redesign by Jasa Pembuatan Blog Mung Bisnis

Back to TOP